REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Federasi Sepak Bola Asia (AFC), ikut prihatin dengan terulangnya insiden suporter meninggal di Indonesia. Ketua AFC, Shaikh Salman bin Ebrahim al-Khalifa menyampaikan ikut berkabungnya kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Selasa (5/9).
Shaikh Salman mengatakan, agar kabar duka dari AFC tersebut, juga disampaikan kepada keluarga korban. Pengakuan ikut berduka itu, disampaikan resmi oleh AFC, kepada Ketua Umum PSSI, Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi.
AFC menilai, insiden korban meninggal yang terjadi di Indonesia, merupakan tragedi sepak bola. “Terimalah ucapan belasungkawa saya yang terdalam dan sepenuh hati atas tragedi ini,” begitu isi surat AFC, yang dikutip dari laman resmi, Selasa (5/9).
Shaikh Salman, juga meminta PSSI, menyampaikan simpati AFC kepada keluarga korban. “Saya akan sangat menghargai jika Anda (Edy Rahmayadi), bisa menyampaikan simpati terdalam kami (AFC) kepada keluarga dan teman-teman almarhum,” sambung isi surat tersebut.
Insiden tewasnya suporter nasional kembali terjadi. Kali ini, terjadi saat laga pertandingan uji coba antara timnas Indonesia menjamu Fiji, di stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi Sabtu (2/9). Korban tewas, bernama Catur Yuliantono.
Laki-laki 32 tahun itu, meninggal dunia lantaran luka bakar. Catur merupakan korban dari ulah suporter lain yang nekat menyalakan suar api dan petasan saat pertandingan. Bahan yang dilarang oleh Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) itu, menyala dan meluncur dari tribun selatan lalu menyasar Catur yang menonton bersama keluarganya di tribun timur.
Atas insiden tersebut, Kepolisian Bekasi sudah menangkap pelaku yang menyalakan suar api dan petasan tersebut. Akan tetapi, PSSI terancam akan mendapatkan sanksi FIFA atas insiden tersebut. Sekeratis Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria mengatakan, federasi nasional, sudah melaporkan kejadian tewasnya Catur ke FIFA maupun AFC.
Terkait sanksi, Ratu menerangkan, belum ada surat resmi dari FIFA maupun AFC terkait itu. Akan tetapi, kata dia, PSSI berharap agar ancaman sanksi yang diberikan, tak makbul. Sebab kata dia, kepengurusan PSSI saat ini, sedang dalam fase perbaikan total demi kemajuan sepak bola nasional.