REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan 168 kasus cacing hati pada sapi dan 18 ekor kambing dan sembilan domba yang disembelih pada hari Idul Adha 2017.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Drajad Purbadi di Kulon Progo, Selasa, mengatakan kondisi hati yang terjangkit cacing hati bervariasi, dari pengamatan yang ia temui di lapangan, tingkat keparahan masih berada pada taraf sedang.
"Penyebab adanya kasus cacing hati pada hewan kurban, disebabkan adanya keengganan dan kesadaran minim para peternak atau pemilik hewan kurban, untuk memberikan obat cacing secara rutin, minimal tiga bulan sekali," ujarnya.
Ia mengingat hewan ternak mengonsumsi jerami atau rumput yang bukanlah makanan olahan yang dimasak terlebih dahulu. Atau, peternak tidak menjemur jerami yang akan menjadi pakan terlebih dahulu.
Sebenarnya induk semang cacing Fasciola adalah hewan yang biasa ada di sawah, bernama siput Lymnea yang ketika membantuk larva membutuhkan kelembaban.Hanya saja, tidak sedikit para peternak yang entah karena kesibukan atau memang enggan, tidak menjemur jerami untuk ternak. Maka, sangat mungkin rumput tercemari larva Mrasidium dari siput Lymnea tadi, dan masuk ke saluran penernaan ternak.
"Kalau ternak diberikan jerami yang sudah terlebih dahulu dijemur di bawah matahari, mungkin larva cacing sudah mati," kata dia.
Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Hari Suryanto mengatakan pengawasan hewan kurban pada tahun ini dilakukan di 674 tempat pemotongan.
"Data berasal dari pengawasan langsung maupun laporan dari takmir masjid atau panitia kurban, serta petugas kesehatan hewan di wilayah setempat, ditemukan 168 kasus cacing hati," ujar Suryanto.
Ia mengatakan kasus tertinggi cacing hati pada sapi tercatat ada di Kecamatan Wates, sedangkan kasus cacing hati pada kambing tertinggi terjadi di Sentolo. Menurutnya, kasus cacing hati pada hewan kurban bisa dicegah lewat pemeriksaan dan pengobatan rutin.
"Hanya saja, kebanyakan pemilik hewan menilai, hewan yang bertubuh gemuk dan bebas adalah hewan yang bebas cacing, kendati mayoritas hewan penderita cacingan itu terlihat kurus, namun hewan yang bertubuh besar dan gemuk belum tentu bebas cacing," katanya.