REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) saat ini menjadi sasaran utama atas kegagalan Indonesia di ajang SEA Games 2017. Ketua Satlak Prima Achmad Soetjipto menyatakan kegagalan ini karena pihaknya hanya sekadar penyusunan program belaka.
Achmad mengatakan, Satlak Prima tidak diberikan kewenangan dalam hal mengurusi pendanaan dan pemusatan pelatihan nasional (Pelatnas) atlet-atlet secara langsung.
"Saya diminta jadi komandan Satlak Prima, tetapi saya tidak dikasih pelurunya sehingga sulit bagi kita untuk berperang," kata Achmad di Jakarta, Selasa (5/9).
Pegamat Olahraga Fritz Simanjuntak menilai tidak akan mungkin Satlak Prima bisa berhasil jika tidak diberkani kekuasaan untuk mengelola anggaran langsung.
'Satlak Prima itu harus disertai dengan kekuasaan dalam mengelola anggaran. Satlak Prima juga harus punya kekuatan dalam menentukan tempat pelatihan Nasional bagi atlet langsung," ujar Fritz.
Jika ingin sukses ke depannya, menurut Fritz, Satlak Prima harus memiliki kekuasaan dalam mengelola anggaran. "Kalau sekarang sulit semua bergantung pemerintah dan itu sangat lambat, bagaimana kita bisa bersaing," kata Fritz menambahkan.