REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno mengingatkan seluruh bakal calon peserta Pilkada tingkat kabupatan/kota untuk tetap fokus ke kinerja. Apalagi, sejumlah nama-nama lama alias pejawat kembali bermunculan dalam deretan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2018 mendatang. Irwan mengingatkan agar pencalonan di Pilkada harus diikuti kesiapan dan kompetensi yang cukup, bukan sekadar program-program.
"Yang mau pilkada besok nggak usah mikirin duit. Yang menang, menang. Yang kalah, kalah. Nggak usah diada-adain. Mentalitas ini yang harus dibangun," ujar Irwan dalam apat koordinasi dengan pimpinan Kabupaten/Kota tentang reformasi agraria di Hotel Bumi Minang, Rabu (6/9).
Irwan memberi contoh, kepemimpinan yang dibekali dengan kemampuan dan kompetensi akan terhindar dari penyelewengan dan kesalahan administrasi pemerintahan yang tak perlu. Di level provinsi, misalnya, Irwan melakukan uji kompetensi terhadap seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dinas, dan instansi.
"Misalnya kalau kami di pemprov kami ukur kemampuan berdasarkan kompetensi. Hasilnya, ratusan penghargaan bisa dikumpulkan seluruh seluruh SKPD karena dasarnya semua bekerja berdasarkan keterampilan bukan politik," ujar Irwan.
Sumbar, kata Irwan, perlu mengejar banyak pekerjaan rumah yang harus segera dirampungkan terutama target pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Jadi, ujarnya, ia mengingatkan agar menghangatnya suasana Pilkada tidak akan mengganggu kinerja pemerintah daerah. "Agar SKPD, OPD, PNS, ASN, netral. Kalau tidak, ada sanksi yang mengatur. Kepala daerah tidak boleh membawa dan mengajak bawahannya dalam proses politik apa pun," katanya.
Suasana kompetisi Pilkada di Sumatra Barat memang makin terasa. Terakhir, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang, Sumatra Barat, mengajukan penambahan anggaran pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018 tahap pertama sebesar Rp 6 miliar ke dalam APBD Perubahan 2017. Pengajuan penambahan angaran itu karena ada beberapa kegiatan yang dimajukan.