Rabu 06 Sep 2017 13:55 WIB

MTI: Rencana Aksi 5.000 Pemotor adalah Reaksi Masyarakat

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nur Aini
Rambu-rambu lalu lintas larangan kendaraan bermotor sudah terpasang di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (28/4). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Rambu-rambu lalu lintas larangan kendaraan bermotor sudah terpasang di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (28/4). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit mengatakan, rencana aksi 5.000 pengendara sepeda motor atau bikers terhadap uji coba pelarangan sepeda motor melintasi rute Bundaran HI-Bundaran Senayan adalah reaksi dari masyarakat yang frustrasi. Sebab, masyarakat harus memiliki mobilitas yang cukup untuk beraktivitas. 

"Apakah dia punya tujuan ekonomi, apa tujuan sosial, atau tujuan pendidikan untuk bergerak. Kan sebenarnya dan sampai hari ini pilihan yang paling banyak dan paling rasional adalah naik sepeda motor," ujar Danang saat dihubungi oleh Republika.co.id, Rabu (6/9). 

Danang mengungkapkan pelarangan tersebut memiliki dua konsekuensi. Pertama, harus ada penyediaan alternatif angkutan ke kawasan terlarang sepeda motor. Kedua, pengendara yang memiliki tujuan utama ke kawasan terlarang sepeda motor harus mendapat prioritas.

"Jadi saya kira jadi persoalan besar itu adalah mereka yang harus kita prioritaskan pertama kali adalah mereka yang tujuan perjalanan mereka ke kawasan Sudirman, yaitu masuk kategori kawasan dilarang sepeda motor. Itu yang harus kita pikirkan dulu," katanya.