Kamis 07 Sep 2017 06:51 WIB

PBB: Pengungsi Rohingya Kelaparan dan Trauma

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang bocah Rohingya dalam perjalanan mengungsi setelah melintasi perbatasan Myanmar-Bangladesh near Cox's Bazar, Bangladesh, Selasa (5/9)
Foto: Bernat Armangue/AP
Seorang bocah Rohingya dalam perjalanan mengungsi setelah melintasi perbatasan Myanmar-Bangladesh near Cox's Bazar, Bangladesh, Selasa (5/9)

REPUBLIKA.CO.ID, COX'S BAZAR -- Seorang pejabat PBB mengatakan, sebanyak 300.000 Muslim Rohingya melarikan diri dari kekerasan di Myanmar ke Bangladesh. Dikhawatirkan ini menimbulkan kekurangan dana untuk membeli persediaan makanan darurat bagi para pengungsi.

Menurut perkiraan yang dikeluarkan oleh pekerja PBB di wilayah perbatasan Bangladesh, Cox's Bazar, kedatangan para pengungsi baru terjadi sejak pertumpahan darah terakhir yang dimulai 12 hari lalu mencapai 146.000 orang.

Jumlah pengungsi sulit dipastikan dengan pasti karena gejolak tersebut masih berlangsung, orang-orang Rohingya masih melarikan diri dari operasi militer Myanmar. "Namun, pejabat PBB telah menaikkan perkiraan jumlah pengungsi yang diperkirakan dari 120.000 menjadi 300.000," kata Juru Bicara World Food Programme untuk Bangladesh, Dipayan Bhattacharyya, seperti dikutip Reuters, Kamis, (7/9).

"Mereka mengalami kekurangan nutrisi, mereka telah terputus dari makanan biasa selama mungkin lebih dari sebulan. Mereka jelas terlihat lapar dan trauma."

Pengungsi baru, ujar Bhattacharyya, banyak yang sakit atau terluka. Banyak yang tidak memiliki tempat berlindung. Lembaga berlomba menyediakan air bersih, sanitasi dan makanan. Para pengungsi sekarang tiba dengan kapal dan melintasi perbatasan darat melalui berbagai titik.

Kekerasan terbaru terjadi saat gerilyawan Rohingya menyerang puluhan pos polisi dan sebuah pangkalan militer. Bentrokan berikutnya dan serangan balik militer Myanmar menewaskan sedikitnya 400 orang dan memicu eksodus etnis Rohingya ke Bangladesh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement