REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) sebagai salah satu inisiator SPBU mini (G-Lite) menargetkan sebanyak 2.000 booth penjualan pada 2017.
"Target kami adalah 2.000 booth pada 2017 di seluruh Indonesia, saat ini masih diperkenalkan di Jabodetabek," kata Ketua Umum Hiswana Migas Eri Purnomo Hadi ketika ditemui Antara di Jakarta, Kamis (7/9).
Ia mengatakan untuk harga jual G-Lite per liternya adalah Rp 9.000 dengan oktan 90 setara Pertalite. Namun di tiap daerah harganya kemungkinan berbeda, sebab terdapat biaya distribusi yang tidak murah. "Ada margin pada daerah sulit BBM misal pegunungan atau pedalaman seperti di Kalimantan, Sumatera, atau daerah lain, namun kami pastikan margin nantinya tidak terlalu besar," kata Eri.
Usaha SPBU mini ini dibidangi oleh Hiswana Migas bekerja sama dengan PT Pertamina Retail dengan menempatkan booth atau gerai kecil di lokasi strategis. Konsep bisnis retail ini bernama "G-Lite" dengan menjual BBM jenis pertalite atau dengan kadar oktan 90. G-Lite ini untuk menegaskan adanya SPBU mini yang legal, di mana ada konsep lainnya seperti "Pertamini" yang diketahui hal tersebut adalah ilegal.
G-Lite telah mengantongi lisensi dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas). Lisensi tersebut mencakup kualitas BBM, keamanan, distribusi agen resmi serta izin lokasi menaruh booth tersebut. Satu perlengkapan booth memiliki spesifikasi ukuran 1,12 meter x 1,12 meter x 2,15 meter. Terdapat kanopi, gelas ukur 5 liter, pompa manual, nozzle bensin dan penampung oli. Setiap booth memiliki nomor seri unik.
Operator juga akan mendapatkan pelatihan pengisian BBM sesuai standar serta kemampuan antisipasi kebakaran. Untuk biaya investasi per booth adalah Rp 15 juta. Di Jabodetabek sudah terdapat sebanyak 28 booth G-Lite. PT Pertamina (Persero) sendiri sudah mengakui serta meresmikan bahwa SPBU Mini "G-Lite merupakan BBM resmi di bawah kelola PT Garuda Mas Energi.
General Manager Pertamina Marketing Operation Regional III Muhammad Irfan mengatakan Pertamina berperan sebagai supplier dari BBM itu sendiri. "Kita ketahui ada di luar sana usaha 'Pertamini' yang mencatut plesetan nama Pertamina yang ilegal, keamanan dan kualitas BBM tidak bisa dipertanggungjawabkan, kini ada G-Lite yang resmi," kata Irfan. Namun dalam booth G-Lite belum bisa dicantumkan logo dan nama Pertamina, sebab kerja sama Pertamina dengan PT Garuda Mas Energi masih membahas bentuk investasi yang akan dijalin bersama.