REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Muhammad Tambrin mengajak mahasiswa UIn Antasari Banjarmasin untuk mengedepankan hikmah dan kedamain dalam aktivitas dakwahnya. Hal ini dia sampaikan saat memaparkan materi, “Dakwah Damai dalam Upaya Menangkal Paham Radikal”, pada Studium General yang diadakan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Antasari.
Menurut Thambrin, ada dua gejala besar yang sedang menimpa sebagian umat, yaitu keterkejutan budaya (shock culture) dan “relativisme spiritual”. “Jamak kita ketahui bahwa belakangan ini, ada bermunculan beberapa aliran dan paham keagamaan menyimpang, yang ketika diteliti disebabkan oleh adanya faktor shock culture dan krisis spiritual yang menggejala di tengah-tengah sebagian umat,” ujar Tambrin di Auditorium Mastur Zahri, Kampus UIN Antasari Banjarmasin, belum lama ini.
“Pemahaman menyimpang yang diidap tersebut jika secara dini tidak diantisipasi akan memberikan dampak buruk, dan dapat memicu keresahan masyarakat yang dapat berujung kepada konflik horizontal yang berkepanjangan,” lanjutnya.
Lantas bagaimana mahasiswa bisa memahami sebuah paham menyimpang atau tidak? Thambrin mengatakan, bahwa mahasiswa dapat merujuk pada rumusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tentang al manhaj fi fahmil an-nushush (pemahaman mendalam terhadap nash).
Salah satunya adalah aliran radikal (ekstrimisme). Akan hal ini, Tambrin mengutip, pendapat Ulama Mesir Yusuf Qardhawi tentang konsep at-thatharuf (berdiri di ujung), ghuluw (melampaui batas) dan ithraf (keterlaluan dalam berprilaku).
Meski demikian, lanjut Tambrin, gerakan radikal tidak hanya terjadi di satu agama dan satu lokasi saja, tapi juga ada di hampir semua agama dengan beragam faktornya.
Untuk itu, sebagai calon pemimpin bangsa, mahasiwa UIN sejak awal harus dibekali dengan pemahaman tentang konsep utama dakwah Islam yang berlandaskan pada niliai-nilai hikmah seperti kebaikan (khair wal ihsan), keadilan (‘adl), perdamaian (sulh), moderatisme (tawwasuth), amal ma’rud nahi munkar, dan sabar (shabr).
Tambrin mengajak kepada generasi muda untuk dapat bekerjasama dengan pemerintah (Kementerian Agama-red) dalam upaya menangkal gerakan paham radikal dan menyimpang, mulai dari lingkungan keluarga, kampus hingga lingkungan masyarakat luas lainnya.
Kegiatan Studium General yang dilaksanakan selama satu hari dan mengangkat tema “Menyemai Harmoni Dakwah” ini disambut antusias mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin. Hal ini ditandai banyaknya pertanyaan yang diajukan, tidak hanya dalam forum, bahkan berlanjut ketika orasi berakhir, hingga narasumber ingin meninggalkan ruangan.