Jumat 08 Sep 2017 04:40 WIB

Film Ini Adaptasi Novel Seram Stephen King, Berani Lihat?

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Film horor It
Foto: Warner Bros
Film horor It

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film horor berjudul It telah tayang di seluruh bioskop Indonesia. Bagi yang belum menonton, simak terlebih dahulu ulasan Republika.co.id tentang keseraman dan konten menarik film 17+ yang diadaptasi dari novel karya penulis Stephen King ini.

Hantu badut psikopat

Sinema horor produksi New Line Cinema ini menceritakan makhluk berwujud badut yang meneror tujuh anak di kota kecil Derry. Seramnya, sosok imortal bernama Pennywise si Badut Penari (Bill Skarsgard) itu bisa mengeksploitasi ketakutan para korbannya.

Berbagai fobia

Tujuh anggota klub pecundang yaitu Bill, Richie, Eddie, Stanley, Mike, Ben, dan Beverly memendam fobia masing-masing yang dimanfaatkan oleh si badut. Penyuka Harry Potter mungkin teringat makhluk fantasi bernama Boggart yang punya kemampuan sama, tapi It adalah versi yang jauh lebih seram.Visual traumatis

Jangan menjerit melihat visual yang menampilkan adegan pembunuhan, aksi kanibal, penganiayaan sadis, ruangan penuh darah, potongan tubuh, mayat mengambang, hingga zombie. Bahkan, simbol-simbol keriaan seperti balon, badut, dan lagu anak-anak diubah menjadi horor dalam film.

Ke mana orang dewasa?

Para tokoh orang dewasa yang ada dalam film cenderung digambarkan sebagai sosok keras, kejam, atau tidak acuh. Ada sebuah adegan di mana orang dewasa yang melintas dalam mobil bergeming tidak peduli ketika salah satu tokoh remaja yang diancam dengan pisau berteriak meminta tolong.

Protes perisakan

Film It seolah memprotes perisakan yang masih banyak terjadi di kalangan remaja. Para tokoh yang tergabung dalam "The Losers Club" masih sering mengalaminya, mulai dari dihina, diludahi, ditodong, dikucilkan, dilempari sampah, hingga dianiaya.

Kritik sosial

Selain perisakan yang masuk kategori kenakalan remaja, konten film It juga mengemukakan berbagai kritik sosial. Walaupun tidak gamblang, terselip sentilan tentang dampak ketidakharmonisan keluarga, buruknya pola asuh, hingga pelecehan seksual terhadap anak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement