REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sumatra Barat berpotensi mengalami cuaca ekstrem akibat fenomena ekuinoks pada 23 September 2017 mendatang. Saat ekuinoks, garis edar matahari tepat berada di atas khatulistiwa.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Budi Iman Samiaji menjelaskan, posisi matahari yang segaris dengan ekuator menyebabkan peningkatan laju penguapan air di muka bumi. Akibatnya, fenomena ini bakal meningkatkan potensi hujan di wilayah Sumatra Barat. "Jika fenomena ini dibarengi dengan gangguan cuaca lainnya maka bisa berpotensi terjadinya cuaca ekstrem," ujar Budi, Jumat (8/9).
Meski begitu, BMKG meminta masyarakat untuk tidak termakan isu mengenai ekuinoks yang belakangan muncul. Ekuinoks, lanjut Budi, merupakan kejadian yang sangat alamiah.
Ekuinoks terjadi ketika sumbu planet bumi tidak terinklinasi terhadap matahari. Selama ekuinoks berlangsung, lamanya siang dan malam sama. Fenomena ini lantaran matahari berposisi tepat di atas garis khatulistiwa.