REPUBLIKA.CO.ID,BIREUEN--Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Peertanian I Ketut Diarmita meminta Provinsi Aceh terus menggenjot pelaksanaan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus SIWAB) dalam mendukung percepatan peningkatan populasi sapi di dalam negeri. Upaya khusus ini dilakukan melalui kegiatan Inseminasi Buatan (IB), sinkronisasi dan penanganan gangguan reproduksi pada sapi milik peternak.
Ia menjelaskan, saat ini kegiatan IB menjadi fokus utama bagi jajaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di seluruh Indonesia setelah dilakukan pencanangan UPSUS SIWAB 8 Oktober 2016.
"Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak," katanya.
Strategi yang digunakan yaitu dengan memastikan sapi/kerbau betina dewasa sebagai akseptor untuk bunting dengan menggunakan teknik IB. Guna mengoptimalkan strategi tersebut, secara bersamaan juga harus diikuti peningkatan kualitas unsur-unsur yang berpengaruh terhadap keberhasilan IB yaitu ternak, peternak, semen beku dan petugas.
Ketut menjelaskan, pelaksanaan kegiatan Upsus SIWAB menggunakan pendekatan yang lebih banyak melibatkan peran aktif masyarakat. Di tengah keterbatasan anggaran pemerintah, tuntutan untuk meningkatkan produksi daging sapi/kerbau semakin kuat. Salah satu cara yang ditempuh adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dalam negeri untuk mencapai kebuntingan tiga juta ekor dari 4 juta akseptor sapi/kerbau pada tahun ini.
Berdasarkan data kumulatif per 4 September 2017, secara nasional capaian IB sebesar 2.387.572 ekor atau 59,3 persen dari target 4.026.948 ekor dan capaian kebuntingan adalah 811.342 ekor atau 26,9 persen dari target 3.016.334 ekor serta kelahiran sebanyak 509.975 ekor.
Kontribusi Aceh terhadap target nasional sendiri sebanyak 105.867 akseptor untuk IB dan 60.344 ekor untuk kebuntingan. Dari target tersebut, capaian IB kumulatif Aceh hingga 4 September 2017 mencapai 26.305 ekor atau 24,8 persen.
Sebagai perbandingan, capaian IB Lampung mencapai 65,5 persen, Sumatera Utara 62,3 persen dan Sumatera Barat 54,4 persen. Untuk capaian kebuntingan, jumlah ternak bunting di Aceh sebanyak 20.481 ekor atau 33,9 persen dari target, capaian kebuntingan Bangka Belitung sebesar 97,1 persen, Riau 75,8 persen dan Sumut 41,9 persen.
Sebagai daerah introduksi, kontribusi Kabupaten Bireuen terhadap target IB dan kebuntingan Upsus SIWAB Provinsi Aceh cukup besar. Bahkan merupakan terbesar ketiga setelah Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Besar.
Kontribusi Kabupaten Bireuen mencapai 12,5 persen dari target IB Provinsi Aceh yaitu sebanyak 13.219 ekor. Raihan IB per 3 September 2017 mencapai 41,4 persen dan raihan kebuntingan sebesar 32,4 persen. Untuk jumlah kelahiran, Kabupaten Bireuen adalah yang tertinggi dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Aceh yaitu sebesar 26 persen atau 2.173 ekor.
“Capaian kinerja Provinsi Aceh khususnya Kabupaten Bireuen tersebut perlu untuk terus ditingkatkan”, ujar I Ketut Diarmita.
Sementara Bupati Bieuren Saifannur mengatakan, sangat mendukung penuh program pemerintah yaitu Upsus Siwab yang bertujuan untuk meningkatkan populasi ternak, sehingga diharapkan bisa mewujudkan swasembada pangan dan ternak.
Besarnya harapan tersebut didukung dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Bieuren terutama dalam penyediaan pakan ternak dari limbah pertanian, padang penggembalaan dan kebun rumput yang ada disini.
"Saya kira potensi tersebut cukup untuk mendukung dalam pengembangan populasi ternak, sehingga Bireuen dapat diandalkan menjadi lumbung ternak," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bieruen Alie Basyah menyampaikan, target Upsus SIWAB melalui IB di Kabupaten Bireuen sekitar 13.219 ekor dengan target kebuntingan 7.535 ekor. Dari target tersebut, jika tercapai akan terjadi penambahan sedik8tnya 5.274 ekor sapi pada tahun ini atau sekitar 70 persen dari indukan sapi yang menjadi target program.