Jumat 08 Sep 2017 16:50 WIB

Produk Fesyen Indonesia Dipamerkan di Las Vegas

Red: Esthi Maharani
Industri alas kaki merupakan salah satu sektor industri yang disiapkan Indonesia  (illustration)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Industri alas kaki merupakan salah satu sektor industri yang disiapkan Indonesia (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, Produk alas kaki dan pakaian jadi Indonesia dipamerkan dalam "Sourcing at Magic", rantai pasok global untuk industri pakaian jadi, alas kaki, dan mode di Las Vegas, Amerika Serikat pada 13-16 Agustus lalu. Keikutsertaan Indonesia dalam pameran internasional tersebut merupakan bagian dari proyek Bantuan Perdagangan dan Sektor Swasta Kanada-Indonesia (TPSA) antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI dan Dewan Konferensi Kanada.

"Perusahaan-perusahaan Indonesia yang kompetitif dan mampu memadukan tradisi kerajinan dengan teknik modern kami pilih untuk mengikuti pameran Magic kali ini. Kami mendorong semua pihak dalam rantai pasok alas kaki dan pakaian jadi internasional menjelajahi dan menemukan peluang baru dalam pengadaan bersama perusahaan-perusahaan Indonesia ini," kata perwakilan TPSA Rony Soerakoesoemah dalam siaran pers, Jumat (8/9)

TPSA memfasilitasi lima produsen alas kaki yakni Fortuna, Main Street, Queen Pacific Sukses Abadi, Top Torch International, dan Venamon, serta enam perusahaan pakaian jadi yaitu Bule Bule Garment, Dekatama Centra, Sakura Garment, Tiga Selaras Bersama, World KNK Surya Anugerah, dan Unique Busana Lestari, untuk berpartisipasi dalam pameran tersebut.

Kesebelas perusahaan tersebut telah dipilih dan dilatih oleh para konsultan ahli sebagai bagian dari program TPSA senilai 12 juta dolar Kanada yang berjalan hingga lima tahun.

Berbekal keunggulan dalam hal rancangan dan fleksibilitas untuk menghadapi tantangan persaingan ritel yang ketat dewasa ini, perusahaan-perusahaan asal Bandung, Jakarta, dan Solo tersebut mengusung berbagai rancangan modern yang variatif dan memiliki banyak pilihan menarik bagi konsumen global.

"Perusahaan-perusahaan ini tidak hanya menerapkan proses pengolahan yang ramah lingkungan, tetapi juga memberdayakan partisipasi perempuan dalam semua tahapan kegiatan usaha, sehingga memungkinkan keberadaan sumber ilham, pendidikan, inovasi, dan sumber daya yang mengagumkan. Hal ini membuat proposisi nilai yang ditawarkan sangat menarik untuk memajukan bisnis ritel," tutur Rony.

Sepanjang acara pekan itu, setiap perusahaan bertemu dengan calon pembeli dari Kanada dan bertemu perwakilan perusahaan internasional yang tengah mencari sumber pengadaan alternatif, terutama dari Cina.

"Sebagian perusahaan kita berhasil mendapatkan order pembelian, namun yang jelas semua perusahaan menerima pesanan untuk mengirimkan sampel yang akan menjadi ujian pertama untuk mengetahui penerimaan atas produk mereka dari segi mutu dan desain," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement