Jumat 08 Sep 2017 17:10 WIB

Siapa Cawagub di Pilgub Jabar? Ini Jawaban Ridwan Kamil

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Bilal Ramadhan
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bakal calon gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku enggan membahas calon pasangan yang akan mendampinginya dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018 mendatang. Ridwan Kamil mengatakan saat ini masih dalam proses mencari partai untuk berkoalisi.

"Koalisinya kan belum genap jadi pembahasan wakil saya hindari dulu," katanya di Gedung DPRD Kota Bandung, Jumat (8/9).

Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan lebih memprioritaskan komunikasi koalisi dengan partai politik untuk menggenapkan persyaratan pengusungan calon. Di mana dibutuhkan minimal 20 kursi partai untuk mengusung calon, sementara koalisi Partai Nasdem dan PKB yang akan mengusungnya baru mendapat 12 kursi.

"Saya berharap pembahasan wakil dilakukan setelah koalisinya genap 20. Nanti setelah PKB koalisinya saya intens dengan PPP," ujarnya.

Terkait pencalonannya dengan Bupati Tasikmalaya UU Ruzhanul Ulum, Emil mengaku belum ada kesepakata  terkait hal tersebut. Apalagi PPP belum memutuskan secara resmi akan bergabung dalam koalisi mendukung dirinya.

Ia mengatakan beberapa waktu lalu pertemuannya dengan Uu dalam rangka silaturahmi. Meskipun Uu juga menyatakan kesiapannya menjadi wakil jika dirinya maju dalam Pilgub Jabar. Namun menurutnya posisi wakil akan lebih baik dibicarakan setelah koalisi terbentuk secara resmi.

Menurutnya, komunikasi intensif dengan berbagai partai masih terus dilakukannya. Meskipun hingga kini baru Nasdem dan PKB yang secara resmi menyatakan dukungannya. "Saya sampaikan saya sudah lebih dari 50 kali pertemuan dengan semua partai untuk menunjukkan mencari perjodohan politik ini tidak mudah. Intensif kan. Tapi itu saya lakukan di akhir pekan," tutur Wali Kota Bandung ini.

Ia mengaku dunia politik sangat dinamis termasuk menjelang Pilkada. Karenanya peluang dukungan masih sangat mungkin didapatkannya seiring dengan jalinan komunikasi yang intens dilakukan. "Namanya politik sebelum janur kuning melengkung tidak bisa dipastikan. Masih banyak drama-drama lah," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement