REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkap sebagian besar penyandang buta huruf di Indonesia adalah kaum perempuan. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Kemendikbud, Harris Iskandar menuturkan mayoritas kaum hawa belum bisa baca tulis.
"Sekitar dua per tiga dari jumlah buta aksara adalah kaum perempuan," ujarnya, saat ditemui di sela-sela peringatan Hari Aksara Nasional 2017, di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jumat (8/9).
Karena itu Kemendikbud menyasar daerah yang miskin dan pedesaan yang menjadi wilayah terbesar perempuan buta aksara dengan memberikan pengajaran wirausaha sesuai potensinya. Harris memberi contoh di Jepara, Jawa Tengah, Kemendikbud mengajarkan tak hanya baca tulis tetapi juga membuat kue.
Diharapkan langkah ini bisa memberdayakan ekonomi masyarakat. Di satu sisi, Kemendikbud juga terus membangun jejaring para pegiat Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang ikut membantu upaya menekan angka buta aksara. Pihaknya berterima kasih dengan keberadaan para pegiat dan relawan yang tidak dibayar namun berupaya membangun TBM.
"Ini signifikan membantu masyarakat," katanya.