Sabtu 09 Sep 2017 07:45 WIB

Nahdliyin-Marhaenis Kekuatan Indonesia

Red: Agus Yulianto
Warga Nahdliyin
Foto: Antara
Warga Nahdliyin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Akademikus dari Universitas Bung Karno, Yana Priyatna, menyatakan, kaum Nahdliyin dan kaum Nasionalis Marhaenis merupakan dua kekuatan sosial, kultural, dan politik bagi bangsa Indonesia. Keduanya, bahkan telah memberikan sumbangan terbesar bagi pertumbuhan Bangsa Indonesia.

Demikian dikatakan pengajar Ajaran Bung Karno (ABK) itu dalam tesisnya berjudul "Aswaja dan Marhaenisme: Titik Temu Politik Kebangsaan Islam Nusantara" pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (Stainu) Jakarta, kemarin. Ia menjelaskan, pertumbuhan dan dinamika sosial, kultural, ekonomi dan politik rakyat Indonesia menjadi sumber objektif kaum nahdliyyin (sebutan bagi warga Nahdlatul Ulama) dalam mengembangkan paham Aswaja dalam praktik kehidupan masyarakat Nusantara.

Aswaja Nahdliyah, kata Yana, bersumber dari ajaran Islam yang sakral, terdiri dari ajaran tauhid, fiqih, dan tasawuf kemudian berdialektika dengan faktor-faktor objektif masyarakat Nusantara yang berkarakter hidup rukun, harmonis, musyawarah-mufakat, gotong royong dan hidup berdampingan secara damai dalam perbedaan atau Bhineka Tunggal Ika.

"Aswaja Nahdliyah bertitik temu dengan marhaenisme yang juga digali dari sumber objektif masyarakat itu pula, marhaenisme mengambil inspirasi dari pertumbuhan dan dinamika masyarakat Nusantara, kemudian membangun ideologi bagi kaum Marhaen Indonesia," katanya.