REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seni membuat patung digital menggunakan mesin cetak akan diperkenalkan langsung oleh pematung kepada pengunjung Galeri Nasional Indonesia dalam acara "Artist Talk".
Kurator Galeri Nasional Indonesia Rizki A. Zaelani menuturkan terdapat tiga program untuk umum setiap Sabtu pukul 13.00 WIB, yakni "Reconstruction of War" dengan pematung Ichwan Noor pada 9 September, "Digital Sculpting" bersama Nus Solomo pada 16 September dan penampilan interaktif "Tiba-Tiba Sculpting" dengan Erwin Windu Pranata pada 23 September 2017.
"Tidak terlalu banyak disadari jadi sebenarnya kita sudah menemukan produk digital patung itu cukup lama," ujar Rizki di Jakarta, Jumat (8/9).
Membuat patung secara digital dengan mesin, kata dia, sudah tidak memerlukan lagi tangan seniman untuk mengerjakan. Zaman dulu, ucap dia, patung dipahat langsung, tetapi sekarang dapat langsung dipindai untuk dibuat wujud tiga dimensinya dengan mesin cetak langsung.
Rizki berpendapat adanya seni patung digital dapat membantu seniman yang pintar menggambar, tetapi tidak pintar membayangkan bentuk. "Dulu pemahat, sekarang konseptual pembuat patung seketika," kata dia.
Namun, menurut dia, tidak semua patung dapat dikerjakan menggunakan mesin, misalnya boneka atau gantungan kunci yang kecil tidak bisa dibuat secara digital. Ada pun kesulitan untuk menggunakan mesin dalam membuat patung adalah bahannya terbatas dan lebih mahal. "Ada kesulitan pakai mesin harus merancang itu, lalu bahannya terbatas, kalau mau lebih besar mesinnya lebih mahal. Era artisan bisa selesai modeling," kata dia. Untuk mengetahui langsung dari pengalaman pematung, Rizki mengajak pengunjung untuk mengikuti kegiatan tersebut.