REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Masjid Ghamamah terletak di sebelah Masjid Nabawi, di sisi barat daya dari pagar Nabawi. Diriwayatkan, masjid ini dibangun di tempat terakhir Nabi Muhammad melaksanakan shalat Idul Fitri. Pada saat itu ada ghamamah (awan) yang menaungi Rasulullah ketika sedang berkhutbah.
Dari situlah nama masjid diambil. Masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Lalu, direkonstruksi ulang pada masa pemerintahan Sultan Utsmany bernama Abdul Majid pada 1275 Hijriyah (1859 Masehi). Sampai sekarang masih dalam bentuk tersebut.
Masjid Ghamamah berbentuk persegi panjang. Masjid ini dibangun dengan menggunakan batu basal berwarna hitam dan diberi atap dengan beberapa set kubah.
Dinding bagian dalam dan cekungan kubah diberi cat berwarna putih. Bahu bangunan serta lingkarannya diberi cat hitam sehingga memberikan penampilan yang khas dan menawan. Ruang shalatnya berukuran 30x15 meter.
Masjid ini tidak terbuka setiap saat. Pintu masjid selalu dalam keadaan terkunci. Karena letaknya yang bersebelahan dengan Masjid Nabawi, masjid ini tidak lagi digunakan.
Ketika Republika,co.id menyambangi masjid yang berada 500 meter dari Pintu As Salam ini jelang Dzhuhur, akhir pekan ini, pintu dalam keadaan terkunci. Jamaaah haji yang menyempatkan diri berkunjung banyak yang melakukan shalat sunah di teras masjid.
Selain shalat sunah, jamaah umumnya hanya duduk-duduk di masjid ini. Ada yang sekadar melepas lelah dari sengatan matahari, mengagumi desain bangunan, atau berpose.