REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Ketua Umun Partai Persatuan Pembangunan M Romahurmuziy menegaskan, PPP merupakan garda depan benteng dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"PPP tidak ingin mengubah NKRI menjadi negara Islam karena NKRI saat ini adalah bentuk final yang telah disepakati bersama para ulama-ulama. Kalau ada yang ingin mengancam NKRI, PPP berada di garda depan sebagai benteng NKRI," kata Rimahurmuziy.
Ia menyatakan itu, saat memberikan amanat dalam upacara pembukaan kemah bhakti Latihan Kepemimpinan Kader Madya (LKKM) PPP di Bumi Perkemahan Cabang Pendidikan Pramuka (Cadika) Sumatera Selatan, Palembang, Sabtu (9/9).
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan pelantikan para pengurus Gerakan Pemuda Ka'bah, Wanita Persatuan Pembangunan, Pertanian Tani Nusantara (Pertanu) dan Lembaga Bantuan Hukum DPW PPP di wilayah Sumatera Selatan.
Dalam kemah bhakti yang diikuti oleh sekitar 141 kader tersebut, Romahurmuziy mengatakan, PPP merupakan penerus estafet dari politik Islam. Berdiri dari berbagai komponen partai politik Islam pada era Orde Baru, dan terus berkiprah hingga era reformasi.
Menurut Romi, sapaan akrab Romahurmuziy, terdapat tiga hal penting bagi tugas PPP yakni berperan membumikan Islam, memepertahankan NKRI dan mengawal Pancasila.
Sebagai pemilik tongkat estafet politik Islam, PPP terus membumikan Islam melalui jihad politik dalan mengawal konstitusi, sehingga nilai-nilai Islam dapat tertanam dalam perikehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut Romahurmuziy dalam membumikan Islam harus diletakkan dalam kerangka NKRI sebagai sebuah kenyataan yang telah disepakati bersama dan didukung para ulama yang ada. Untuk itu PPP akan menjadi garda depan dalam mempertahankan NKRI.
Kedua, PPP mengawal Pancasila. Menurut Romahurmuziy, Pancasila kini dikepung ideologi yang membahayakan kehidupan bernegara dan berbangsa seperti kapitalisme. Kapitalisme dengan konsumerisme menurut Romahurmuziy telah menjadi ideologi yang mengepung bangsa ini.
Akibat ideologi tersebut, masyarakat menjauh dari nilai-nilai Pancasila. Ideologi tersebut menyembul sikap individualis, tak peduli terhadap sesama. Kekayaan dikuasai dan didominasi hanya segelintir orang. "Tugas kita menghadang kapitalisme yang semakin merasuk dalam sendi-sendi masyarakat. Kita tidak anti orang kaya, kita mengutuk mereka yang hanya mengumpulkan kekayaan tidak membagikan kepada yang berhak, karena di dalam kekayaan itu ada hak-hak masyarakat miskin, kaum buruh dan mereka yang berhak," tuturnya.
Ketiga menurut dia, PPP juga berupaya untuk merealisasikan cita-cita bangsa Indonesia yang tertanam dalam konstitusi negara, UUD 1945. "Tugas kita merealisasikan setiap pasal demi pasal agar kita paham UUD sebagai norma yang perlu diperjuangkan, agar setahap demi setahap bukan hanya yang tertulis tapi terealisasi," katanya