REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kemelut yang terjadi di tubuh organisasi sayap Partai Golongan Karya, Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), belum reda. Kubu SOKSI yang diketuai Ali Wongso Sinaga pun terus berupaya mengajak SOKSI versi Ade Komaruddin (AKOM) untuk rekonsiliasi.
Ali Wongso menyatakan sudah tiga kali mengajak Akom untuk melakukan rekonsiliasi. Ajakan rekonsialiasi dilakukan lewat surat resmi dan juga beberapa kali melakukan pendekatan dalam delapan bulan terakhir.
Karena itu, dia memenyesalkan sikap dan pernyataan) yang dinilai konfrontatif. "Kami sangat prihatin dan menyesalkan sikap dan pernyataan Akom yang kami nilai konfrontatif dan provokatif dengan niat yang jauh berbeda dari kemauan kami untuk rekonsiliasi atas dualisme SOKSI," kata Ali Wongso Kantor DPP Golkar Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat, Sabtu (9/9).
Ali juga membantah adanya intervensi DPP Partai Golkar terhadap penyelesaian kemelut SOKSI. "Sama sekali tidak benar, tidak ada intervensi dari DPP Partai Golkar oleh siapapun," ujarnya.
Ali menduga isu itu sengaja diembuskan oleh pihak tertentu yang tidak bersedia Munas SOKSI. Menurut dia, DPP Partai Golkar hanya sebatas memediasi.
Ali Wongso menegaskan pihaknya adalah Depinas SOKSI yang dipilih sah melalui Munas IX SOKSI secara konstitusional dan demokratis. Ali Wongso juga menegaskan kubunya yang memiliki hak secara sah berkekuatan hukum untuk menggunakan logo, lambang, panji, dan nama SOKSI sesuai hak cipta yang dia pegang, yakni Nomor Pendaftaran 049027 yang diterbitkan pada 20 Oktober 2010.
"Pada prinsipnya kami terus membuka kesempatan seluas-luasnya kepada Akom dan kawan-kawan untuk mari kita bersatu melalui Munas X SOKSI yang akan kami selenggarakan," kata dia.