Ahad 10 Sep 2017 00:03 WIB
Haornas 2017

Puncak Haornas 2017, Menpora: Olahraga Alat Pemersatu Bangsa

Menpora Imam Nahrawi memberikan orasi sebelum menutup puncak acara Haornas 2017 di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Sabtu (9/9) petang.
Foto: Istimewa
Menpora Imam Nahrawi memberikan orasi sebelum menutup puncak acara Haornas 2017 di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Sabtu (9/9) petang.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Rangkaian perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2017 akhirnya pungkas di Stadion Moch. Soebroto, Sabtu (9/9) petang. Menpora Imam Nahrawi dalam orasi penutupnya di panggung megah di tengah lapangan stadion meminta masyarakat untuk menjadikan olahraga sebagai alat pemersatu bangsa. Ia juga menegaskan tekad agar Indonesia mengejar prestasi besar pada Asian Games 2018.

Acara diawali oleh kegiatan bersepeda Menpora bersama tim Gowes Touring Pesona Nusantara dari Secaba Magelang menuju stadion. Sebelum mengayuh sepedanya, Menpora terlebih dahulu mengalungkan medali kepada 15 pegowes yang tergabung dalam Tim Gowes Touring Pesona Nusantara yang sudah menempuh 5.124 km dari Sabang sampai Magelang dengan menempuh delapan etape. 

Didampingi oleh sejumlah stafnya di Kemenpora, Imam kemudian mengayuh sepedanya menyusuri jalan menuju stadion ditemani ribuan pesepeda. Sejak tiba di stadion dengan sepeda, Menpora langsung berkeliling menaiki sepeda untuk menyapa ribuan penonton di tribun dengan kertas berwarna merah dan putih. Lambaian tangan Menpora mendapat sambutan yang luar biasa dari penonton yang didominasi pelajar SMP dan SMA.

Sejumlah atraksi budaya ditampilkan, antara lain tarian kolosal Haornas dan lagu olahraga di panggung di tengah lapangan.

Setelah itu, Menpora memberikan penghargaan kepada atlet dan mantan atlet berprestasi, media, perusahaan, dan kepala pemerintahan daerah yang dianggap berjasa bagi dunia olahraga Indonesia.

Mantan atlet yang mendapatkan penghargaan antara Denny Tios, peraih medali emas Kejuaraan Dunia angkat besi pada tahun 1991 dan 1992 serta Kejuaraan Asia tahun 1990, Tan Joe Hok, Liem Swie King, Boedi Sidi Darma, dan Ronny Pasla. Kemudian pelatih sepak bola asal Tulehu Sani Tawainella.

Selain itu ada penghargaan untuk peraih medali emas ASEAN Schools Games 2017 Idan Fauzan Richsan, peraih medali emas SEA Games ke-26 tahun 2011 Siti Nurhayati Alil, peraih emas SEA Games ke-27 tahun 2013 Christin Rajagukguk dan pelari Dedeh Erawati. 

Dari kepala pemerintahan yang juga mendapatkan penghargaan di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Tengku Erry Nuradi.

Menpora kemudian menjalani prosesi penyatuan air dan tanah dari 90 kota/kabupaten program Gowes Pesona Nusantara sebelum memberikan pidato penutup acara.

Sani Tawainella menjadi "bintang" dalam acara ini. Pelatih sepak bola dari Tulehu ini sengaja ditampilkan kembali oleh Menpora Imam Nahrawi dalam orasinya sebelum menutup perayaan Haornas 2017.

“Setelah konflik sosial Ambon, Sani berhasil mempersatukan anak-anak muda di Tulehu untuk bersatu tanpa membedakan agama dan membawa Maluku menjadi juara sepak bola nasional U-15 pada 2006. Keberhasilan Sani mengubah cara pandang masyarakat setempat dalam melihat perbedaan agama, suku dan ras,” kata dia.

Menurutnya, semangat perayaan Haornas kali ini sedikit berbeda dari biasanya. Sebab digelar kurang lebih satu tahun jelang perhelatan olahraga paling bergengsi di Asia dimana Indonesia menjadi tuan rumahnya.

“Asian Games dan Asian Paragames 2018 harus menjadi momentum kebangkitan kembali kejayaan olahraga Indonesia. Keduanya harus meninggalkan warisan berharga bagi bangsa Indonesia, yakni meninggalkan infrastruktur olahraga yang lebih baik, lebih maju dan lebih modern, dan hal lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah mewariskan masyarakat Indonesia yang gemar berolahraga," kata Imam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement