Ahad 10 Sep 2017 10:19 WIB

Menghitung Kerugian Ekonomi Akibat Badai Irma

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Indira Rezkisari
 Ombak menghempas Southernmost Point di Key West, Florida, (9/9). Badai Irma mengakibatkan pohon palem membengkok dan hujan turun dengan derasnya ketika melanda Florida.
Foto: AP
Ombak menghempas Southernmost Point di Key West, Florida, (9/9). Badai Irma mengakibatkan pohon palem membengkok dan hujan turun dengan derasnya ketika melanda Florida.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika sedang dilanda bencana badai yang besar. Setelah Badai Harvey memporak-porandakan Texas, kemudian pada Jumat (8/9) lalu Badai Irma telah menghantam wilayah Karibia dan diperkirakan sedang bergerak mengarah ke Florida.

Badai Irma yang menghantam wilayah Karibia telah menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari 10 miliar dolar AS. Pusat Teknologi Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko menyebutkan, badai ini merupakan yang paling besar menyebabkan kerugian ekonomi. Akibat badai tersebut, bandara dan jalur pelayaran tidak dapat beroperasi.

"Ini adalah badai terbesar pertama yang sangat memukul kesejahteraan ekonomi Karibia," ujar Sekretaris Jenderal Organisasi Pariwisata Karibia Hugh Riley dilansir BBC News, Ahad (10/9).

Badai Irma telah menyebabkan kerusakan besar di Barbuda yang merupakan salah satu kepulauan terbesar di Kepulauan Karibia. Total kerugian ekonomi yang ditaksir dari kerusakan di Barbuda yakni sekitar 150 juta dolar AS. Sementara, bagian Pulau Karibia, St Martin di Perancis juga dihantam oleh Badai Irma dengan total kerugian mencapai 200 juta euro.

Badai Irma telah berdampak terhadap 1,2 juta orang di Karibia. Chief Executive Aon Securities Paul Schultz mengatakan, kerusakan akibat Badai Irma menyebabkan kerugian ekonomi yang paling mahal terutama bagi industri asuransi.

"Dari perspektif ekonomi dan dari perspektif yang diasuransikan, kerugian dari bencana ini cukup besar," ujar Schultz.

Badai Irma diperkirakan akan bergerak ke wilayah Florida. Pihak berwenang Florida mengtakan, mereka telah menerima ribuan laporan tentang terjadinya kenaikan harga terutama bensin. Selain itu, beberapa maskapai penerbangan juga menaikkan harga tiket penerbangan untuk evakuasi.

Analis mengatakan, maskapai penerbangan menghadapi tantangan yang berkepanjangan akibat Badai Irma yang menghantam tempat-tempat wisata di Karibia dan Florida. Setalah badai tersebut diperkirakan akan menyebabkan penurunan pariwisata sebesar 20 persen. Di sisi lain, dua hotel di St Thomas di Kepulauan Virgin Amerika Serikat telah menyatakan akan tutup selama berbulan-bulan. Berdasarkan Organisasi Perdagangan Dunia, sektor pariwisata menyumbang sekitar 15 persen dari PDB Karibia pada 2016 lalu. 

Di sisi lain, analis keuangan memperkirakan kerugian akibat Badai Harvey yang melanda Texas dan Teluk Meksiko mencapai 90 miliar dolar AS. Pejabat Texas mengatakan, biaya yang dibutuhkan untuk membangun kembali daerahnya.

Berikut adalah daftar kerugian ekonomi paling mahal akibat bencana badai di AS berdasarkan data Bloomberg:

Badai Katrina 2005 kerugian 156 miliar dolar AS

Badai Sandy 2012 kerugian 68,9 miliar dolar AS

Badai Andrew kerugian 47 miliar dolar AS

Badai Ike 2008 kerugian 33,9 miliar dolar AS

Badai Ivan kerugian 26,4 miliar dolar AS

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement