Ahad 10 Sep 2017 15:59 WIB

Banjir di Padang Telan Korban dan Sisakan Sampah di Pantai

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Maman Sudiaman
Banjir yang melanda Kota Padang pada Sabtu (9/9) kemarin menyisakan tumpukan sampah di sepanjang pantai.
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Banjir yang melanda Kota Padang pada Sabtu (9/9) kemarin menyisakan tumpukan sampah di sepanjang pantai.

REPUBLIKA.CO.ID,  PADANG - Banjir yang melanda Kota Padang pada Sabtu (9/9) menyisakan pekerjaan rumah bagi pemerintah. Terbukti, Kota Padang belum mampu mengantisipasi hujan lebat yang sempat terjadi lebih dari tujuuh jam kemarin. Sedikitnya dua orang terseret banjir, bahkan satu di antaranya dilaporkan meninggal dunia. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang akhirnya menemukan tubuh Didit Susanto (27 tahun), warga Koto Tangah yang dilaporkan terseret derasnya arus sungai kemarin sore. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Pagar Negara menyebutkan, tubuh korban baru ditemukan Ahad (10/9) pagi tadi di kawasan Pantai Parkit 8 Air Tawar, Padang Utara. 

Diduga, karyawan PDAM tersebut tergelincir dan terbawa derasnya arus sungai di dekat Kompleks Bumi Minang 3, Kuranji, saat mencoba mengambil kayu yang hanyut di sungai. Sementara seorang bocah berusia 5 tahun, M Aqil Setio, juga sempat hanyut di bawah jembatan Lubeg dekat SMP Negeri 24 Padang. Beruntung, korban `berhasil ditemukan dan dilarikan ke Rumah Sakit Semen Padang.

Tak hanya merenggut nyawa, banjir yang melanda Padang kemarin, kini menyisakan tumpukan sampah di sepanjang Pantai Padang. Pengamatan Republika, tumpukan sampah yang terdampar justru menarik para pemulung untuk mengais sampah yang masih bernilai ekonomi. "Kalau hujannya lebat dan lama selalu seperti ini. Sampah dari Muaro ke laut dan terkumpul di pantai," ujar Yosrizal (47) yang berjualan di tepi pantai. 

Ia berharap pemerintah Kota Padang bisa mengambil langkah tegas agar insiden banjir seperti kemarin tak terulang. Menurutnya, Padang kerap dilanda banjir setiap terjadi hujan lebat lebih dari tiga jam saja.  "Saluran air dibenarkan. Terus sampah juga agar tidak dibuang ke sungai," katanya.

Padang memang berisiko mengalami cuaca ekstrem. Hingga tiga hari ke depan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan masih ada potensi hujan sedang hingga lebat. Hanya saja, BMKG memproyeksikan intensitas hujan akan mereda hingga dua hari ke depan. Bahkan untuk Ahad (10/9) ini, diperkirakan potensi hujan lebat cukup kecil meski masih ada hujan ringan. 

Sejumlah daerah yang masih berpotensi mengalami hujan ringan hingga sedang adalah Kepulauan Mentawai, Padang, Padang Pariaman, Kota Pariaman, Tiku, Pesisir Selatan, Pasaman Barat, dan wilayah pesisir lainnya, terutama pada sore-malam hari. Kondisi ini bisa meluas hingga Padang Panjang, Solok, Bukitinggi, Tanah Datar, dan Pasaman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement