REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mengaku siap menghadapi musibah kekeringan yang saat ini melanda sejumlah wilayah di Indonesia.
Bupati Bojonegoro, Suyoto, mengatakan sejak dulu Bojonegoro selalu mengalami kekeringan saat musim kemarau. Kang Yoto, sapaan akrabnya, mengaku telah membangun embung sebanyak hampir 600 unit. Salah satu fungsinya untuk konservasi air dan menghadapi ancaman kekeringan.
"Itu pun setelah kami cek masih ada dusun-dusun yang harus disuplai air. Bedanya mungkin kalau 10 tahun lalu kami ngumpat nggak siap tapi sekarang kami jauh lebih siap menghadapi dan menanganinya," ujarnya kepada Republika.co.id di Surabaya, Ahad (10/9).
Kang Yoto menyebut, wilayah yang mengalami kekeringan juga turun drastis dari semula 128 desa sekarang tinggal 30-an desa. Pemkab telah memiliki sistem untuk menyuplai air bersih kepada dusun-dusun terdampak kekeringan. Secara keseluruhan, di Jawa Timur terdapat 422 desa di 27 kabupaten yang mengalami kekeringan. Dari jumlah tersebut, terdapat 201 desa yang harus dilakukan dropping air.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan dari 422 desa kering yang ada di Jatim, sebanyak 222 desa pada 2018 akan diberikan bantuan sumur air dan pipa. Namun,sisanya sebanyak 200 desa akan dilakukan dropping air karena beberapa kendala seperti tidak adanya air dalam serta wilayahnya yang tinggi. "Jadi nanti air akan diangkut menggunakan truk karena wilayahnya itu naik, sehingga pipa tidak kuat menarik air dari dalam," ujarnya di Surabaya, akhir pekan lalu.