REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Seorang wisatawan hilang saat berwisata di Curug Ciheulang yang berada di wilayah Cimungkad, Kabupaten Sukabumi yang masuk dalam kawasan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP).
"Informasi dari keluarganya, wisatawan tersebut diketahui bernama Yusup Iskandar (40) warga Kampung Kongsi, Desa Caringin Wetan, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi yang berprofesi sebagai guru Bahasa Inggris di salah satu SMA," kata Kepala Seksi PTN Wilayah IV Situgunung, Sudjoko di Sukabumi, Senin (11/9).
Informasi yang dihimpun, hilangnya Yusup berawal saat ia dan 11 rekannya masuk secara ilegal ke Curug Ciheulang pada Sabtu (9/9). Sekitar pukul 16.00 WIB rombongan berhenti di Blok Ciodengsaat untuk turun ke curug tersebut.
Namun, dari 12 wisatawan tujuh orang memilih tinggal di atas curug sementara lima lainnya termasuk korban turun sekitar Curug Ciheulang untuk berfoto-foto dan melakukan kegiatan lainnya.
Setelah itu, dua orang rekannya memilih naik duluan, sementara Yusup dan rekannya menyusul belakangan. Tetapi, korban meminta dua rekannya lagi untuk duluan naik dengan alasan akan membersihkan sepatu boatnya dan melakukan penyapuan.
Tetapi setelah 11 rekannya kembali berkumpul di Blok Ciodengsaat, korban tidak kunjung tiba. Akhirnya pada Ahad (10/9) rombongan itu mengutus satu orang untuk meminta bantuan ke petugas di Resort Cimungkad dan melaporkan kejadian hilangnya korban ke Polsek Caringin sekitar pukul 18.00 WIB.
"Saat ini sudah ada Tim SAR gabungan seperti dari Basarnas Pos Sukabumi, Pramuka Peduli, PMI, serta relawan lainnya yang siap melakukan pencarian untuk menyelamatkan korban," tambahnya.
Sudjoko mengatakan untuk 11 orang rekan Yusup sudah turun. Rencananya tim SAR akan mulai mencari korban pada Senin sekitar pukul 09.00 WIB serta mengirim logistik makanan.
Hingga saat ini, pihaknya belum mengetahui keberadaan korban. Diperkirakan sudah tidak lagi berada di Curug Ciheulang, namun yang dikhawatirkan pihaknya Yusup sama sekali tidak membawa perbekalan, bahkan tas ransel karena handphone dan dompetnya dititipkan ke rekannya.
"Kami berharap tidak terjadi apa-apa dan korban bisa bertahan walaupun hanya dengan peralatan seadanya," katanya.