REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tembok Alcazaba de Málaga menjadi saksi pertahanan terakhir umat Islam selama proses panjang penaklukan kembali atau reconquista. Benteng-benteng Alcazaba de Málaga inilah pertahanan terakhir muslim Malaga sebelum akhirnya takluk di bawah pasukan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella pada 1487.
Struktur bangunan benteng mengalami kehancuran beberapa kali akibat penaklukan pada abad ke-15 dan perang serta gempa bumi pada abad ke-17. Penaklukan Alcazaba de Málaga merupakan proses reconquista yang memakan waktu paling lama.
Pengepungan dimulai pada 5 Mei 1487, tetapi pasukan Raja Ferdinand dan Ratu Isabela gagal untuk mengalahkan tentara Muslim yang terdiri dari tiga ribu pasukan berkuda delapan ribu orang infantri. Namun pengepungan terus dilakukan, pada 18 Agustus 1487 pihak Spanyol menawarkan negosiasi.
Umat Islam tetap menolak tawaran itu, hingga akhirnya pihak Muslim pun menyerah karena tidak mampu lagi menahan kelaparan di balik kokohnya benteng Alcazaba. Pada 19 Agustus 1487 merupakan kekalahan muslim di Malaga, kekalahan ini menjadi simbol kekalahan umat Islam di Malaga yang akhirnya di susul Andalusia dan Granada. Hal itu berujung pada berakhirnya kekuasaan Muslim di Semenanjung Iberia. Raja Ferdinand pun memberikan kuasa kepada Kaisar Maximilian I sebagai penguasa Romawi suci.