REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Muamalat akan menjaga rasio pembiayaan bermasalah Non-Performing Financing (NPF) di bawah empat persen. Sebelumnya pada 2015, NPF Bank Muamalat pernah mencapai 7,11 persen. Kemudian pada 2016 menyusut hingga 3,83 persen.
"Strategi kami turunkan NPF adalah kombinasi beberapa aksi. Seperti melakukan penagihan serta pembayaran dan atau pelunasan," ujar Direktur Utama Bank Muamalat Endy Abdurrahman, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad, (10/9). Ia menambahkan, perusahaan juga merestrukturisasi atau dicarikan investor yang mau mengambil alih.
Dia menyatakan, penyumbang NPF terbesar berasal dari sektor tambang dan turunannya, meliputi transportasi, infrastruktur, serta kontraktor. Endy mengaku, Bank Muamalat kini menahan penyaluran ke sektor-sektor tersebut. "Kami targetkan sampai akhir tahun NPF berada di posisi 3,5-an persen," ujarnya.
Direktur Bisnis Korporasi Bank Muamalat Indra Sugiarto menambahkan, NPF nett perseroan per Agustus sekitar 2,34 persen. "Strategi kami adalah dengan membuat penanganan bad bank tersendiri langsung di bawah supervisi CEO," katanya
Sebelumnya, pada April lalu, Bank Muamalat mengatakan telah menyiapkan dana sekitar Rp 2 triliun. Dana itu untuk membiayai sejumlah proyek infrastruktur pemerintah tahun ini yang digarap melalui Badan Usaha Milik Negara.