REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati saat akan menjaminkan sertifikat tanah ke bank untuk mendapatkan pembiayaan. Ia meminta masyarakat memperhatikan kemampuan membayar angsurannya.
"Saya titip, kalau mau jadi jaminan di bank hati-hati. Dihitung dulu, kalkulasi dulu," ujar Jokowi di hadapan ribuan warga se-Bandung Raya penerima sertifikat tanah gratis, Senin (11/9) dilapangan Brigif 15 Kujang Cimahi.
Menurut Jokowi, berdasarkan laporan Menteri Agraria dan Tata Ruang di Provinsi Jawa Barat banyak (sertifikat) digunakan untuk agunan ke bank pada 2016 lalu. Nilainya mencapai Rp 180 triliun. Ia meminta agar masyarakat tidak menggunakan uang pinjaman untuk membeli produk-produk yang bersifat konsumtif.
"Jangan sertifikat dimasukan ke bank, pinjam Rp 200 juta terus diberi Rp 200 juta, dan yang Rp 100 juta dipakai beli mobil. Hati-hati kalau tidak bisa mengembalikan, sertifikat bisa hilang," kata Jokowi menyarankan.
Jokowi menjelaskan, uang pinjaman dari bank lebih baik digunakan untuk modal usaha atau investasi. Adapun pembelian motor atau mobil lebih baik menggunakan uang dari hasil keuntungan usaha dan harus dipastikan terlebih dahulu usahanya sudah berjalan.
Presiden menambahkan, pemerintah menargetkan pada tahun ini sertifikat bisa dibagikan kepada lima juta masyarakat dan tahun 2018 kepada tujuh juta masyarakat, serta tahun selanjutnya dibagikan pada sembilan juta masyarakat. Diharapkan, dengan perolehan sertifikat maka masyarakat lebih tenang dan tidak khawatir terjadi sengketa.