Selasa 12 Sep 2017 10:57 WIB

Program OBOR Menyasar Investasi di Industri Keuangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Peta one belt one road, obor yang merupakan jalur sutra baru dinisiasi Cina
Foto: linkedin
Peta one belt one road, obor yang merupakan jalur sutra baru dinisiasi Cina

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Inisiasi Cina untuk membuka kembali jalur sutera modern melalui One Belt One Road (OBOR) mulai menyasar sektor keuangan, mulai dari perbankan dan asuransi. Pekan lalu, dua konglomerat terbesar Cina yakni HNA Group dan Anbang Insurance Group telah mempertimbangkan untuk membidik perusahaan asuransi asal Jerman, Allianz.

Pada awal September 2017, Legend yang merupkan pemegang saham papan atas di Lenovo sepakat untuk membeli 90 persen saham di Banque Internationale a Luxemborg seharga 1,8 miliar dolar AS. Kesepakatan ini merupakan bagian dari inisiasi OBOR yang bertujuan untuk memperluas perdagangan dan kerja sama global.

Dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Reuters, Selasa (12/9), Legend menyatakan akan fokus melakukan ekspansi investasi di negara lain seperti yang telah ditawarkan dalam OBOR. Legend berencana memperluas investasi di bidang layanan keuangan termasuk asuransi, sekuritas, dan teknologi keuangan.

Sejumlah bankir mengatakan, Legend sedang membidik perbankan dan asuransi di Asia Tenggara, Eropa, dan Hongkong. Wakil Ketua China Society for WTO Studies Huo Jianguo mengatakan, Cina membutuhkan keahlian yang lebih baik di bidang finansial agar ada keamanan jaminan kontrak, kemudahan pembiyaan, dan asuransi yang lebih baik.

"Kami membutuhkan institusi pembiayaan luar negeri, agar dapat meningkatkan partisipasi perusahaan asing dalam proyek kami di luar negeri dan memperluas aset perbankan," ujar Huo.

Huo menjelaskan, Cina memiliki kesulitan menarik institusi internasional agar terlibat dalam proyek OBOR. Jika tidak ada ada keterlibatan negara lain dalam proyek tersebut, maka OBOR tidak berkelanjutan.

Selain Legenda, sejumlah industri keuangan Cina lainnya juga akan memperluas investasi dan akuisisi di Eropa dan Asia. Perusahaan tersebut diantaranya perusahaan asuransi China Life, China Minsheng Financial, China Everbright Ltd yang merupakan bagian dari Everbright Group, dan Haitong International Securities.

Diketahui China Everbright berencana mengalokasikan 1,5 miliar dolar AS pada 2017 ini untuk merekrut manajer investasi maupun penjamin asuransi dari luar negeri untuk mempermudah ekspansi. Di sisi lain, China Merchants Bank sedang membidik perusahaan manajemen kekayaan di Eropa.

"Pesan dari regulator sudah jelas, mereka ingin perusahaan-perusahaan ini keluar dan mendapatkan akses yang lebih luas terutama dalam kaitannya dengan program Belt and Road, karena Cina perlu meningkatkan kekuatan keuangannya," ujar salah satu penasihat keuangan M&A yang enggan disebutkan namanya.

Menurut data Thomson Reuters, M&A menyatakan volume outbound sektor keuangan Cina telah mencapai 9 miliar dolar AS pada pekan lalu. Sementara pada 2016 volume outbound sekitar 12 miliar dolar AS. Jika volume pada tahun ini bisa meningkat dari 2016, maka 2017 akan menjadi tahun terbaik kedua sejak krisis keuangan global di 2008 silam.

Volume transaksi keuangan secara keseluruhan meningkat 8,2 persen pada 2017 ini, lebih tinggi dari 5,7 persen pada periode yang sama di tahun lalu. Salah satu partner untuk firma Baker McKenzie, Christina Lee mengatakan, keuangan merupakan sektor yang didorong berdasarkan pedoman invetasi outbound Cina.

"Lembaga keuangan Cina sebagian besar fokus di dalam negeri, M&A merupakan cara yang cepat untuk mendapatkanb eksposure dan experise di bidang keuangan internasional," kata Lee.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement