REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah siap mengirimkan bantuan kemanusiaan dalam waktu dekat untuk etnis minoritas Rohingya yang mengalami kekerasan di Rakhine, Myanmar. Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, bantuan yang akan dikirimkan tersebut tak hanya berasal dari pemerintah, namun juga dari berbagai masyarakat di Indonesia.
"Alhamdulillah banyak sekali pihak yang ingin memberikan bantuan selain tentunya bantuan dari pemerintah," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/9).
Retno mengatakan, lantaran banyaknya kalangan masyarakat di Indonesia yang ingin memberikan bantuannya kepada warga Rohingya, pemerintah harus mengirimkan bantuan secara bertahap. Pengiriman bantuan dari Indonesia ini tak hanya dikirimkan untuk pengungsi Rohingya yang berada di Myanmar, namun juga pengungsi yang berada di Bangaldesh.
Sebab, mayoritas korban kekerasan saat ini berada di Bangladesh. Kendati demikian, untuk gelombang pertama, pemerintah akan mengirimkan bantuan terlebih dahulu ke Bangladesh. "Karena banyaknya minat berbagai pihak yang ingin menyumbang, maka kemungkinan besar bantuannya akan diterbangkan ke Bangladesh," jelas Menlu.
Ia melanjutkan, saat ini tim dari pemerintah Indonesia di Bangladesh sudah mempersiapkan segala keperluan untuk pengiriman bantuan, termasuk mempersiapkan pendaratan pesawat di Chittagong, Bangladesh.
"Jadi tidak mendarat di Cox's Bazar, sementara jarak antara Chittagong dan Cox's Bazar itu sekitar 170 km, kalau dilihat dari jarak tidak begitu panjang, tetapi kalau dari waktu tempuh kemungkinan akan memerlukan waktu tempuh yang lebih lama," kata Retno.
Terkait jenis bantuan yang akan dikirimkan, Menlu menyampaikan pemerintah masih akan menunggu daftar bantuan yang dibutuhkan oleh pengungsi dari pemerintah Myanmar. Bantuan utama yang dibutuhkan pengungsi saat ini di antaranya seperti beras, selimut, pakaian, perlengkapan kebersihan, serta pakaian anak-anak.