REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menyatakan, sampai saat ini penyidik senior KPK, Novel Baswedan masih membutuhkan penanganan intensif pascaoperasi mata sebelah kiri yang ia jalani pada Kamis (17/8) bulan lalu.
"Sampai hari ini Novel masih dirawat di Singapura karena memang proses perawatan pascaoperasinya masih membutuhkan penganganan yang intensif untuk kontrol secara rutin ke rumah sakit," ujar Febri di Gedung KPK Jakarta, Selasa (12/9).
Sementara untuk mata kanan Novel, sambung Febri, pihaknya mendapatkan kabar baik dari dokter. "Dokter mengatakan pertumbuhan lapisan luar itu sudah seluruhnya terjadi untuk lapisan luarnya sehingga treatment-treatment yang akan dilakukan relatif lebih fokus pada pengobatan di mata kiri," jelas Febri.
Menurut informasi dari dokter yang menanangani Novel, kondisi mata kiri Novel memang paling riskan lantaran dokter harus terus memastikan dan melakukan pengecekan apakah jaringan yang ditempel di mata kiri tersebut kemudian bisa sesuai dan tumbuh serta menggantikan fungsi dari organ-organ yang ada atau bagian bagian yang ada di mata.
Pascaoperasi pada Kamis (17/8), Novel masih harus menjalani operasi lanjutan dua bulan setelah operasi tersebut. Operasi yang dijalaninya adalah operasi artifisial yang menggunakan gigi sebagai salah satu obat pengganti kornea dan plastik artifisial, sedangkan di bagian putih matanya akan diganti dengan jaringan gusi.
Novel Baswedan disiram air keras oleh dua pengendara motor di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai Shalat Subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Mata Novel mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017.