REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Penipuan meminta sumbangan mengatasnamakan wartawan akhir-akhir cukup meresahkan beberapa pejabat di Sleman. Pasalnya, upaya-upaya penipuan menimpa beberapa pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman, yang dilakukan melalui pesan singkat maupun telepon.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Sleman, Sri Winarti menuturkan, penipuan yang dilakukan pelaku awalnya melalui pesan singkat (SMS). Pelaku mengaku bernama Wahyu dari media Jawa Pos Grup, Radar Jogja, yang selanjutnya melakukan panggilan telepon.
Sri mengungkapkan, modus penipuan dilakukan dengan pesan singkat hampir semua isinya sama, yaitu mengabarkan ada salah seorang wartawan yang sedang sakit dan dirawat di luar kota. Kemudian, pelaku meminta bantuan berupa materi agar ditransfer ke nomor rekening tertentu.
Ia mengatakan, cukup banyak laporan yang masuk kepada Pemkab Sleman tentang kasus penipuan dengan modus-modus serupa, yaitu mengatasnamakan wartawan. Sri sendiri sudah melakukan konfirmasi ke Radar Jogja, dan ternyata tidak ada wartawan yang bernama Wahyu itu.
"Kalau ada kejadian serupa yang mengatasnamakan wartawan salah satu media, bisa konfirmasi terlebih dulu untuk kami kroscek," kata Sri, Selasa (12/9).
Bupati Sleman, Sri Purnomo, mewanti-wanti seluruh pejabat di lingkungan Pemkab Sleman agar lebih hati-hati terhadap pesan singkat atau telepon yang mencurigakan. Belum lama ini, ia sendiri mengaku hampir menjadi korban penipuan dengan modus-modus serupa.
Tercatat, ada 49 kali upaya-upaya yang dilakukan satu nomor, yang mencoba menghubunginya melalui telepon //Whatsapp dan ketika diangkat meminta bantuan dengan dalih tertentu. Termasuk, ada yang mengaku berasal dari media di Jakarta dan meminta bantuan.
"Harus waspada terhadap SMS atau telepon asing yang mencurigakan," ujar Sri saat Coffe Morning Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Sleman, Selasa (12/9).