Rabu 13 Sep 2017 11:46 WIB

Produsen Mobil Tunggu Kepastian Iklim Bisnis Pasca-Brexit

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja di sebuah pabrik mobil. ilustrasi
Foto: AFP
Pekerja di sebuah pabrik mobil. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Ketidakpastian mengenai iklim bisnis pasca-Brexit membuat Toyota mengambil langkah untuk menggeser sejumlah pabrik produksi dari Inggris. Wakil Presiden Eksekutif Toyota Didier Leroy mengatakan, awalnya pemerintah menjamin bahwa perdagangan bebas dengan Uni Eropa akan tetap berjalan pasca-Brexit.

Namun, hingga saat ini kepastian mengenai perpajakan masih terus dinegosiasikan antara Pemerintah Inggris dan Uni Eropa. "Jika kita harus menunggu dua atau tiga tahun lagi untuk kejelasan masalah ini, maka bagaimana dengan investasi kami di negara ini," ujar Leroy dilansir Reuters, Rabu (13/9).

Perundingan perdagangan bebas antara Inggris dan Uni Eropa dalam beberapa pekan terakhir belum menemui titik terang. Akibatnya, industri mobil di Inggris mulai khawatir terhadap adanya tarif dan hambatan yang dijatuhkan.

Leroy mengatakan, sampai saat ini Toyota belum memiliki rencana ekspansi investasi di Inggris karena masih menunggu kepastian iklim bisnis. "Kami tidak bisa mengambil keputusan sebelum mengetahui kejelasan hubungan perdagangan di masa depan, kuncinya adalah daya saing pabrik di masa depan," kata Leroy.

Toyota berencana untuk meningkatkan produksi di pabrik Burnaston Inggris dan sedang mempersiapkan rancangan mobil masa depan dengan biaya sekitar 318 juta dolar AS. Leroy menegaskan, jika ketidakpastian bisnis di Inggris terus berlanjut maka dapat menurunkan produksi dan kemungkinan memindahkan pabrik ke tempat lain.

"Semakin lama kita menunggu, semakin banyak potensi untuk pindah pabrik," ujar Leroy.

Ketidakpastian bisnis dirasakan oleh Jaguar Land Rover yang merupakan produsen terbesar di Inggris. Selain itu, produsen mobil asal Paris PSA Group juga meraskan dampak yang sama. Chairman PSA Group Carlos Tavares mengatakan, ketidakpastian iklim bisnis Brexit menyulitkan integrasi antara Opel dan pabrik Vauxhall di Inggris yang diakuisisi oleh PSA Group dari General Motors.

"Sangat sulit untuk mengatur strategi bisnis sebelum kita punya visibilitas yang jelas dalam perdagangan," ujar Tavares. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement