REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Direktur Kesenian Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Restu Gunawan menegaskan, Kota Ambon, ibu kota provinsi Maluku layak menyandang predikat sebagai kota musik. "Kita menyaksikan pertunjukan karya seni musik yang sangat memukau dan ditampilkan oleh para seniman di Ambon. Ikon Ambon sebagai kota musik tidak terbantahkan," katanya saat menghadiri pembukaan Temu Karya Taman Budaya se-Indonesia ke-16 dan Pameran besar Seni Rupa ke-5 tahun 2017, di Ambon, Selasa (12/9) malam.
Dia mengakui pagelaran seni budaya yang dipertunjukkan para seniman dan musisi Kota Ambon pada pembukaan dua event seni budaya berskala nasional tersebut, mampu menyedot perhatian ratusan seniman yang datang dari 26 provinsi, sekaligus membuat iri dan sedih sejumlah kepala taman budaya yang menyaksikan pagelaran seni dan budaya saat hadir di Ambon. "Saya sendiri merasa bangga dan memberikan apresiasi yang tinggi karena dapat menyaksikan talenta bermusik orang Ambon melalui konser kolaborasi antara musik etnik dan moderen serta melibatkan seni tradisional bernuansa keagamaan. Tidak mudah menyatukan semua unsur untuk menghasilkan sebuah karya seni mengagumkan," ujarnya.
Restu juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Gubernur Maluku, Said Assagaff yang telah memberikan dukungan penuh untuk pengembangan Taman Budaya Maluku sebagai unit atau garda terdepan mengawal semua kegiatan seni budaya, terutama menyiapkan venue kegiatan seni budaya yang bersifat laboratorium, bengkel atau etalase atau pameran. Kendati demikian, dia berharap perkembangan seni dan budaya di Ambon maupun Maluku pada umumnya tidak hanya sebatas bermusik dan bernyanyi, tetapi juga untuk bidang seni lainnya, terutama memanfaatkan dua event seni budaya tersebut sebagai ajang kolaborasi dan bertukar ilmu serta pengalaman.
"Banyak seniman dari daerah lain yang mendapatkan inspirasi dari Ambon untuk menghasilkan karya seni berkualitas. Sebaliknya seniman Ambon juga dapat memanfaatkan kekayaan alam dan budaya untuk menghasilkan karya seni yang berkualitas," katanya.
Khusus pameran Besar Seni Rupa yang diikuti 66 seniman dari 33 provinsi, 14 seniman undangan dan 20 seniman lokal dapat dijadikan wadah pertukaran ilmu maupun wadah korespondensi di bidang seni rupa. Dia berharap kehadiran seniman Timbul Raharjo sebagai kurator dan terkenal sebagai "doktor gerabah" karena karya-karya seni kriyanya, dapat dimanfaatkan para seniman untuk bertukar informasi maupun ilmu dan teknologi.
"Kehadiran Timbul Raharjo dapat dimanfaatkan oleh para seniman, maupun pemerintah provinsi Maluku untuk sekedar membuat kursus kilat atau pelatihan tentang pengembangan ekonomi kreatif bagi generasi muda dan para seniman di Ambon," katanya.