REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perusahaan Riset Nielsen Indonesia percaya media konvensional seperti radio, televisi, dan cetak tidak akan mati meski era digital terus berkembang. Pasalnya, menurut Nielsen yang berubah hanya platform-nya.
Executive Director Head of Media Business Nielsen Indonesia Hellen Katherina menyatakan kebiasaan atau habit konsumen pun tidak berubah. "Yang perlu kita lihat, kalau di televisi konsumen ingin menikmati video content, kalau radio audio, lalu cetak teksnya. Jadi nggak kehilangan konsumen hanya platformnya yang berubah, maka pelaku bisnis perlu cermati ini," ujarnya kepada wartawan di Kantor Nielsen, Jakarta, Rabu, (13/9).
Ia juga menegaskan, media radio belum mati dan masih bertahan. Berdasarkan riset Nielsen dari Januari sampai Juli, pendengar radio masih sekitar 37 persen dari populasi atau setara dengan sekitar 20,2 juta di 11 kota dengan lama waktu mendengar rata-rata hingga 129 menit per hari. Angka penetrasi radio juga berbeda-beda di setiap kota, tetapi tertinggi di Palembang angkanya mencapai 98 persen.
"Dari data kita, radio yang tutup nggak banyak. Hanya sekitar satu atau dua radio per tahun, itu pun yang kecil, justru lebih banyak media cetak yang tutup," tutur Hellen.
Dia menambahkan, belanja iklan di radio juga masih lebih dari Rp 800 miliar sampai Rp 900 miliar. Di sepanjang Januari hingga Juli 2017, radio menghasilkan lebih dari Rp 100 miliar belanja iklan per bulan.
"Pelanggan pun percaya dengan iklan yang didengar di radio," ujarnya. Ia menyebutkan, sebanyak 54 persen pendengar menaruh kepercayaan terhadap produk yang beriklan di radio. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tingkat kepercayaan iklan di sinema yang hanya 53 persen maupun di video online yang 48 persen.
Ia menjelaskan, tahun ini merupakan pertama kalinya Nielsen meriset tentang radio. Dalam mengukur para pendengar radio, Nielsen memberikan radio daily selama satu minggu pada responden.
Sebagai informasi, dari hasil survei Nielsen Consumer & Media View, pendengar menggunakan radio tidak hanya sebagai pemutar musik tapi sebanyak 25 persen dipengaruhi oleh programnya. Lalu 24 persen karena penyiarnya.