REPUBLIKA.CO.ID, Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) menjadi saksi, masih ada masyarakat yang memiliki kepedulian tinggi pada sastra, seni, dan kebudayaan. Pada Selasa (12/9) malam, sekitar seratus orang hadir untuk menunjukkan solidaritas dan doa untuk sastrawan Hamsad Rangkuti dalam acara bertajuk "Malam Amal untuk Hamsad Rangkuti".
Hamsad adalah maestro cerpen yang pernah menjadi pemimpin redaksi majalah sastra Horison. Sastrawan berusia 74 tahun itu kini terbaring sakit dengan keadaan serba kesulitan. Rumah tempat tinggalnya menghadapi sengketa dengan Pemerintah Kota Depok. Berbagai penyakit yang menghinggapi Hamsad tak bisa ditangani dengan optimal karena kesulitan biaya.
Sastrawan sekaligus inisiator acara itu Radhar Panca Dahana mengaku, Hamsad kini dalam kondisi memprihatinkan. Ia berharap ada banyak kontribusi dari banyak pihak agar kondisi Hamsad menjadi jauh lebih baik. "Kontribusi itu bukan hanya kepada Hamsad tapi juga kepada kesenian dan kebudayaan," kata Radhar.
Istri Hamsad, Nurwindasari mengisahkan harus menghadapi sengketa tanah dengan Pemkot Depok tak berselang lama usai suaminya meraih penghargaan SEA Write Award pada 2009. Setelah itu, kata Nur, penyakit datang menghampiri Hamsad satu per satu mulai dari muntaber, sakit prostat, operasi jantung, hingga stroke. Nur mengaku, Hamsad juga mengidap sakit di pembuluh otaknya dan harus dioperasi. Akan tetapi, hal itu urung dilakukan karena ketiadaan biaya.
Nur berharap kepada seluruh pihak terutama pemerintah untuk memperhatikan nasib para sastrawan. Terlebih, ujarnya, Hamsad pernah mengharumkan nama Indonesia di mancanegara. "Saya mohon doa untuk Bang Hamsad. Semoga Allah memberikan mukjizat," ujar Nur.
Pada malam itu, turut hadir Kepala UKP-PIP Yudi Latif, pengacara Todung Mulya Lubis, dan sejumlah seniman seperti Olivia Zalianty, Sys Ns, dan Edo Kondologit.
Acara itu juga menggelar lelang lukisan dan hasil penjualannya akan disumbangkan kepada Hamsad. Sebanyak dua lukisan berhasil terjual malam itu dengan harga total Rp 95 juta.