REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Ankara menyambut baik langkah Parlemen Irak untuk menolak referendum bagi kemerdekaan Kurdi. Parlemen di Baghdad memberi wewenang kepada Perdana Menteri Irak pada Selasa untuk mengambil semua tindakan guna mempertahankan persatuan Irak dalam referendum Kurdi pada 25 September mendatang.
Pemimpin Kurdi Massoud Barzani menyatakan, Kurdi akan terus maju melakukan pemungutan suara. Ia menyebutnya referendum merupakan hak alamiah Kurdi.
"Kami melihat sikap keras pemimpin Kurdi yang akan terus melakukan referendum. Pernyataannya semakin emosional dan mengkhawatirkan," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan tertulis, Kamis, (14/9).
Menurut Kemenlu Turki, referendum ini memiliki risiko yang sangat besar. "Kami meminta mereka untuk bertindak dengan akal sehat, dan segera meninggalkan pendekatan yang keliru ini."
Turki, yang memiliki populasi Kurdi terbesar di kawasan ini, takut pemungutan suara bagi kemerdekaan Kurdi memicu separatisme di tenggara Turki, tempat militan Kurdi terus melakukan pemberontakan selama tiga dekade. Akibat pemberontakan itu lebih dari 40.000 orang telah terbunuh.
Bulan lalu, kepala oposisi nasionalis Turki mengatakan, referendum harus dipandang oleh Ankara sebagai alasan perang jika perlu. Namun, Perdana Menteri Turki menolak peringatannya.