Kamis 14 Sep 2017 20:46 WIB
Diberitakan Bekerja untuk Hidupi Ibunya

Ganjar Kunjungi Rumah Hafidin di Banjarnegara

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo
Foto: Antara/R Rekotomo
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi rumah keluarga Hafidin (10 tahun), siswa kelas V SD Negeri 1 Kebutuhjurang, Kabupaten Banjarnegara, yang sebelumnya diberitakan bekerja untuk menghidupi ibu dan kakeknya. Ganjar tiba di rumah keluarga Hafidin di Dusun Belokan, Desa Kebutuhjurang, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, Kamis (14/9), pukul 15.30 WIB setelah menempuh perjalanan sekitar 70 kilometer dari Kabupaten Kebumen.

Di depan sebuah rumah sederhana yang ditinggalinya, Hafidin menyambut kedatangan orang nomor satu di Provinsi Jateng bersama para tetangga dan perangkat desa. Ganjar kemudian masuk ke rumah dan berbincang dengan Biyah (40), ibunda Hafidin dan kakeknya yang bernama Sumedi (82).

Di hadapan Ganjar, Biyah mengungkapkan, bahwa tidak benar jika anak semata wayangnya itu bekerja untuk menghidupi dirinya yang menderita sakit rematik dan kakeknya. "Tidak benar jika anak saya ini bekerja Pak, hanya bermain karena masih kecil," kata Biyah dalam bahasa Jawa kepada Ganjar.

Menurut Biyah, anaknya seperti kebanyakan anak-anak di desanya, yakni bermain usai pulang sekolah, meskipun kadang-kadang dimintai tolong tetangganya untuk membeli sayuran atau makanan di warung terdekat dengan mendapat upah antara Rp 1.000 hingga Rp 2.000. Berdasarkan keterangan yang diperoleh, keluarga Hafidin yang diberitakan hidup menderita dan tidak mendapat jaminan hidup dari pemerintah, ternyata sudah mendapatkan berbagai bantuan dari pemerintah.

Berbagai bantuan itu, di antaranya dari Program Keluarga Harapan (PKH) pemerintah pusat Rp 1,7 juta per tahun, menerima Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), dan beras untuk keluarga sejahtera. "Mumpung saya di Banjarnegara, saya nengok ke sini karena beritanya kemarin serem banget, Hafidin itu kerja bantu orang tuanya yang tidak bisa bekerja sama sekali," ujar Ganjar kepada awak media.

Politikus PDI Perjuangan itu mengaku heran dengan pemberitaan yang muncul di media mengenai keluarga Hafidin. "Saya hanya meluruskan saja, mungkin kecil buat orang lain, tapi besar buat saya karena ini cerita kebenaran, kebenaran tidak boleh diceritakan bengkok, apapun namanya dan sekecil apapun," katanya.

Ganjar hanya ingin meluruskan dan menyakinkan bahwa keluarga Hafidin sudah mendapat bantuan dari berbagai pihak, termasuk Presiden Joko Widodo yang membantu khusus untuk pendidikan Hafidin dan dikelola kepala desa setempat. "Saya tadi tanya sendiri kepada Hafidin, apakah kamu kerja? dijawab tidak, 'dereng saget nyambut damel (belum bisa bekerja, red.). Beritanya kok agak berbeda, ini saya hanya meluruskan saja," ujarnya.

Intinya, kata Ganjar, bantuan media patut diapresiasi karena semua pihak akhirnya bisa melihat dan cerita-cerita seperti itu banyak terjadi. "Tentu lebih baik diberitakan apa adanya, nanti kita bantu daripada dibuat dramatisasi seolah-olah ini tidak diurus tapi ternyata diurus," katanya.

Sebelum meninggalkan rumah keluarga Hafidin, Ganjar meminta bantuan warga setempat untuk kerja bakti membangun rumah Hafidin yang ambruk belum lama ini.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement