REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI — Karina Castillo, yang sepanjang hidupnya menjadi warga Miami, ingat secara jelas hari yang cerah tahun lalu, ketika ombak tinggi membanjiri jalan di satu permukiman setempat. "Saya sedang berdiri di air selama ombak tinggi, di jalan, dan air mencapai lutut saya," kata perempuan itu.
Itu terjadi beberapa bulan sebelum Badai Irma memporak-porandakan kota tersebut dan membuat banyak jalan kelihatan seperti sungai. Badai Irma menerjang Kota Miami di Negara Bagian Florida, AS, pada akhir pekan dan menjadi berita utama di seluruh negeri itu.
Tapi, banyak ahli mengatakan badai bukan ancaman utama buat kota yang berada di dataran rendah tersebut, sebab naiknya permukaan air laut mengancam akan membuat masyarakat di sana berada di bawah air selamanya. “Untuk pertama kali dalam sejarah, permukaan air laut naik, setelah stabil selama lima ribu atau enam ribu tahun belakangan,” tulis Xinhua, seperti dilansir Antara, Jumat (15/9) pagi.
US National Ocean Service mengatakan permukaan air laut global tampaknya akan terus naik, dan warga Miami menyatakan banjir akibat kenaikan permukaan air laut telah bertambah buruk dari tahun ke tahun. Ombak tinggi --kadang-kala dinamakan raja ombak-- bahkan pada hari cerah dan Matahari bersinar, dapat mengakibatkan banjir yang merendam jalan dan melampaui sistem penyaluran air. Peristiwa itu terjadi karena Kota Miami dibuat di hamparan batu kapur, yang keropos dan memungkinkan air mengalir ke jalan.
Buat masyarakat di Miami, banjir, bahkan setinggi beberapa kaki, dapat memiliki dampak serius. Jalan yang kebanjiran dapat mengganggu kegiatan usaha selama beberapa hari, mempengaruhi kehidupan dasar warga, serta pembayaran gaji pegawai.
Orang tua adalah paling terdampak, sebab mereka bisa kehilangan perawatan atau pemeriksaan penting dokter kalau kendaraan tak bisa melewati jalan yang kebanjiran untuk menjemput mereka. Selama salah satu peristiwa banjir, kendaraan polisi tak bisa memperoleh akses satu daerah, sebab jaminan mobil kendaraan mereka tidak mencakup kerusakan akibat air, yang bisa dipastikan bakal terjadi jika orang berkendaraan melewati air setinggi lutut.
Itu bisa mempengaruhi keamanan satu daerah, dan air banjir juga dapat berdampak pada kemampuan orang yang melancarkan reaksi pertama untuk orang yang memerlukan bantuan darurat. “Seorang perempuan di permukiman yang kebanjiran tak bisa memperoleh perawatan rutin hariannya,” kata Castillo.
Banjir, dalam beberapa kondisi, dapat membuat air selokan menggenangi jalan, membuat daerah yang kebanjiran dikotori oleh tinja manusia dan mengancam tersebarnya penyakit. Saat menggambarkan hari itu beberapa bulan lalu, Castillo mengatakan, "Matahari menyinari saya, dan (banjir) bukan disebabkan oleh hujan. Banjir disebabkan oleh ombak tinggi dan air yang datang dari sungai dan juga melalui saluran kita ke jalan."
Warga mengatakan kondisi tersebut bertambah buruk dari tahun ke tahun, sementara banyak ahli mengatakan itu bisa berlangsung terus sebab permukaan air laut naik di sana dan di dunia. Akhirnya, banjir dapat menjadi lebih dari cuma gangguan, dan merenggut korban jiwa.