Jumat 15 Sep 2017 14:40 WIB

Aktivitas Kawah Dieng Meningkat, BPBD Banjarnegara Siaga

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Kepulan asap putih yang mengandung gas karbondioksida (CO2) terlihat di permukaan kawah Timbang dataran tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara, Jateng.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Kepulan asap putih yang mengandung gas karbondioksida (CO2) terlihat di permukaan kawah Timbang dataran tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), melalui rilisnya Jumat (14/9) menaikkan status Gunung Dieng dari level I (aktif normal) ke level II (waspda). Dua kawah yang perlu diwaspadai dengan peningkatan aktivitas itu, adalah aktivitas pada Kawah Sileri di Desa Kepakisan dan Kawah Timbang di Desa Sumberejo. Kedua desa tersebut masuk wilayah Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara.

Terkait peningkatan status ini, BPBD Banjarnegara sudah dalam kondisi siaga. "Kita sudah siapkan beberapa antisipasi bila aktivitas beberapa kawah di Dieng meningkat," jelas Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Arief Rahman, Jumat (15/9).

Salah satu yang disiapkan, antara lain lokasi pengungsian di tempat yang aman bila suatu saat warga harus mengungsi. Sejauh ini, Arief mengatakan, warga yang berada di lokasi terdekat kawah yang mengalami kenaikan status, masih melakukan aktivitas seperti biasa. Seperti warga di Desa Kepakisan Kecamatan Batur yang berdekatan dengan lokasi kawah sileri, belum ada yang mengungsi.

Meski demikian, dia menyebutkan, pihaknya sudah meminta relawan yang sudah ditempatkan di desa tersebut, untuk mengamankan agar tidak ada warga mendekat ke lokasi kedua kawah. Hal ini sesuai dengan rekomendasi PVMBG yang mengintruksikan agar tidak ada aktivitas di radius 1.000 meter dari lokasi kawah.

PVMBG menetapkan empat status bahaya terkait aktivitas gunung api. Level terendah adalah level I yang berarti Aktif Normal), Level II yang berarti semua pihak di sekitar gunung api harus Waspada, level III yang berarti harus Siaga, dan level IV yang berarti Awas.

Berdasarkan rilisnya, PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak mendekati Kawah Sileri dan Kawah Timbang. Untuk kawah Sileri, masyarakat dan wisatawan tidak boleh mendekati lokasi kawah dalam rasius 1.000 meter. Untuk itu, PVMBG meminta agar masyarakat yang tinggal dalam radius 1000 meter dari kawah Sileri seperti yang tinggal di Dusun Sekalam Desa Kepakisan, agar diungsikan sementara ke tempat yang aman.

Sementara untuk kawah Timbang, PVMBG juga mengintruksikan agar tidak ada warga yang mendekat dan melakukan aktivitas di sekitar kawah tersebut. Terlebih sampai melakukan penggalian tanah, mengingat ancaman munculnya gas beracun C02.

Berdasarkan pengalaman selama ini, kedua kawah tersebut memiliki tipe erupsi yang berbeda. Erupsi pada kawah Sileri ditandai dengan letusan freatik berupa lontaran material lumpur dan air kawah. Sedangkan kawah Timbang, ditandai dengan semburan gas beracun yang tidak terlihat namun sangat membahayakan makhluk hidup yang menghirupnya.

Lokasi kawah Timbang berada di areal perkebunan kentang warga, dan cukup jauh dari lokasi pemukiman penduduk. Sedangkan lokasi kawah Sileri, tidak terlalu jauh dari lokasi pemukiman bahkan satu dusun berada di radius 1.000 meter dari lokasi kawah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement