REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan tim investigasi khusus terkait peristiwa meninggalnya bayi bernama Tiara Debora mulai bekerja pada hari Jumat (15/9).
"Terhitung mulai hari ini, tim investigasi itu sudah mulai bekerja dengan melakukan audit medik. Tim itu sudah mulai mencari data-data medik dan sebagainya yang ada di rumah sakit," kata Koesmedi di Jakarta, Jumat. Menurut dia, Dinkes DKI Jakarta akan mengumpulkan seluruh pihak terkait, terutama pihak-pihak yang ada saat bayi Debora itu meninggal dunia. Hasil investigasi tersebut, sambung dia, bergantung dari data-data yang didapatkan.
"Hasil investigasinya nanti akan bergantung dari kelengkapan data-data yang berhasil dikumpulkan oleh tim investigasi. Semakin cepat terkumpul datanya, semakin cepat juga auditnya," ujar Koesmedi.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes DKI Jakarta sekaligus ketua tim investigasi Tienke Maria Margaretha meminta kepada Direktur RS Mitra Keluarga Kalideres Fransisca Dewi agar menyiapkan seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) terkait peristiwa tersebut. "Kami minta supaya RS Mitra Keluarga menyiapkan seluruh SDM yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, sekaligus dokumen-dokumennya untuk memaksimalkan hasil investigasi. Kami ingin investigasi ini cepat selesai," ungkap Tienke.
Dia menuturkan tim investigasi itu terdiri dari 19 orang yang berasal dari Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS), Badan Persatuan Rumah Sakit, Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak DKI Jakarta, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), serta Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat.
Seperti diketahui, Tiara Debora adalah bayi berusia empat bulan dari pasangan Rudianto Simanjorang dengan Henny Silalahi. Bayi yang baru berusia empat bulan itu mengalami sesak napas pada 3 September 2017, kemudian dilarikan ke RS Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat.
Bayi tersebut kemudian mendapat penanganan di IGD. Setelah itu, dokter menyarankan agar Debora dirawat di ruang PICU. Lantaran tidak menyanggupi biaya perawatan untuk PICU, pihak keluarga pun mencoba mencari rujukan rumah sakit lain. Akan tetapi, belum sempat mendapatkan rujukan, Debora sudah menghembuskan napas terakhirnya.