REPUBLIKA.CO.ID, CHITTAGONG -- Relawan kemanusiaan asal Indonesia mengatakan pembagian bantuan bagi pengungsi Rohingya harus dilakukan secara cermat dan aman agar tidak memicu kericuhan atau menimbulkan korban.
"Kerapkali ada insiden rebutan dan jotos-jotosan, bahkan mereka sampai tertabrak kendaraan karena ada yang bagi-bagi bantuan di pinggir jalan, karena memang pengungsi di pinggir jalan bikin tenda bivak, dan para donatur juga harus tertib bagi-baginya dengan melihat situasi dan kondisi," kata Ketua Tim SOS Rohingya dari LSM Aksi Cepat Tanggap Rahadiansyah, dihubungi dari Chittagong, Bangladesh pada Sabtu (16/9).
Menurut Rahadiansyah, ada pengungsi pada Jumat (15/9) mengalami luka-luka dan dalam kondisi kritis akibat tertabrak bus umum saat berebut bantuan dari donatur yang membagikannya di pinggir jalan. Donatur yang membagikan bantuan, kata Rahadiansyah, juga harus melihat keamanan bagi pengungsi yang mengambil barang-barang bantuan itu.
"Tetapi banyak juga yang tertib saat membagi-baginya dan pengungsinya juga mau teratur, sehingga ini salah satu kasus saja dan mereka sangat merasakan manfaatnya mendapat bantuan dari para donatur," kata Rahadiansyah yang juga Manager Program Pemulihan Bencana ACT.
Dia mengimbau agar para donatur yang hendak membagikan bantuan dapat menghubungi kepala desa setempat di Kutupalong atau wilayah lain di Distrik Cox's Bazar, sehingga pembagian berlangsung tertib dan aman.
"Agar disegani pengungsi, sebab mereka paham akan bahasanya dan budaya sehari-hari mereka hampir sama," ujar Rahadiansyah.
Ia menambahkan bahwa warga Bangladesh di Cox's Bazar sangat kooperatif dengan donatur dalam menolong pembagian bantuan. ACT asal Indonesia mendirikan posko bantuan bagi pengungsi Rohingya di Paduan Union, Chittagong, Bangladesh.
Selain menyalurkan bantuan dari masyarakat Indonesia yang menyumbang di Tanah Air bagi etnis Rohingya, ACT juga membuka pos pemeriksaan kesehatan bagi pengungsi. "Bisa 50 orang kalau kami bawa bantuan 5 truk, berarti 1 truk 10 orang relawan kami dan dibantu warga lokal. Kami biasanya komunikasi dulu tuntas dengan kepala desa tujuan kami," ujarnya menjelaskan kekuatan personel pendistribusian bantuan di Cox's Bazar.
Pemerintah Indonesia telah mengirimkan 20 ton beras, 1 ton gula pasir, 10 unit tenda darurat, 7.000 helai selimut, 600 paket family kit, 900 paket sandang, sejumlah tangki air darurat melalui 4 penerbangan C130 Hercules TNI AU sejak Kamis hingga Jumat malam bagi pengungsi Rohingya.