REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekertaris Komite Obat dan Pengobatan Komplementer Ikatan Dokter Indonesia (ID) Andi Irwan Irawan berharap keluarga berperan dalam proses pemulihan korban obat Paracetamol Caffein Carisoprodol (PCC).
Andi mengatakan, peran keluarga di sini adalah untuk pengobatan terhadap efek yang ditimbulkan akibat over dosis yang terjadi di Kendari beberapa waktu terakhir.
"Mungkin berhenti mengkonsumsi obat, kemudian diawasi pengontrolan dari keluarga terutama, bisa sembuh," ujar Andi saat ditemui di sebuah acara diskusi di kawasan Gondangdia, Jakarta, Sabtu (16/9).
Andi menjelaskan, obat PCC dalam jangka panjang dapat merusak susunan syaraf pusat otak. Setelah syaraf otak rusak, kinerja dari organ-organ lain, lanjut dia, akan berlanjut dan menyebabkan kerusakan pada organ lainnya. "Organ dari hati, ginjal, jadi organ-organ besar akan terganggu," jelas dia.
Andi melanjutkan, yang terjadi di Kendari belakangan ini bukanlah efek dari penggunaan jangka panjang. Efek yang terlihat, kata dia, merupakan efek penggunaan PCC yang melebihi batas atau over dosis
Efek overdosis, kata Andi, yang disebabkan karena obat berlebihan itu, jika jangka panjang akan ada merusak organ dalam. "Seperti yang sekarang dilihat, seperti zombie, berteriak-teriak tanpa terkontrol," jelas dia.
Walaupun demikian, lanjut Andi, korban dari PCC masih bisa diselamatkan. Jika efek sudah merusak organ, memang akan sulit ada kemungkinan korban bisa disembuhkan dan memerlukan waktu yang panjang. Bahkan perlu rehabilitasi dan melakulan medical check up menyeluruh untuk mengetahui dampak dan kerusakannya. Untuk kasus yang ringan, kata dia, bisa seperti berhenti mengkonsumsi obat.
Sebelumnya, 68 warga Kendari harus dievakuasi ke rumah sakit karena kehilangan kesadaran akibat menggunakan PCC. Korban yang sebagian besar anak dan remaja tersebut dilarikan ke rumah sakit jiwa dan sebagian ke rumah sakit umum untuk mendapat perawatan. Tiga di antaranya meninggal dunia yang diduga karena overdosis PCC.