Sabtu 16 Sep 2017 12:59 WIB

Presiden Didesak Hentikan Hubungan Diplomasi dengan Myanmar

Rep: Ali Yusuf/ Red: Andi Nur Aminah
Ratusan demonstran dari berbagai kelompok masyarakat menggelar aksi bela Rohingya (ilustrasi)
Foto: Republika/Taufiq Alamsyah Nanda
Ratusan demonstran dari berbagai kelompok masyarakat menggelar aksi bela Rohingya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masing-masing perwakilan peserta aksi Bela Rohingya 169 mulai orasi di Lapangan Monas. Poin dari orasi mereka meminta pemerintah serius menghentikan kekerasan di Rekhine Myanmar.

Salah satu perwakilan presidium alumni 212 Selamat Maarif meminta pemerintah segera menghentikan hubungan diplomasi dengan Myanmar jika pemerintah dan militer Myanmar tidak menghentikan genosida terhadap umat Islam di Rakhine. "Dengan hormat kepada pemerintah Indonesia hentikan hubungan diplomatik dengan Myanmar dan kami mendesak PBB untuk mengirimkan pasukan perdamaiannya ke Myanmar," katanya.

Karena sesungguhnya, Selamat Maarif mengatakan, teroris itu tidak hanya dilakukan oleh umat Islam, melainkan siapa saja yang bertindak kekerasan adalah teroris. "Maka dari itu mari kita berantas teroris di Myanmar sudah jelas ada di depan mata kita," katanya.

Sementara dalam kesempatan sama perwakilan Jawara dan Advokat Eka Jaya mengajak seluruh umat Islam berangkat ke Myanmar untuk menghentikan genosida dan kekerasan di Rekhine jika pemerintah Indonesia tidak mengirimkan pasukan militernya. "Kalau pemerintah tidak turunkan pasukan militernya maka umat Islam akan turun bersama. Mari kita berangkat bersama ke Myanmar," katanya.

Karena menurut Eka berangkat ke Myanmar merupakan salah satu bentuk Jihad. Untuk itu kata dia sebagai umat Islam tidak boleh takut berangkat ke Myanmar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement