Ahad 17 Sep 2017 11:27 WIB

Boko Haram Sebabkan 20 Ribu Anak Terpisah dari Keluarga

Red: Indira Rezkisari
Anak-anak menjadi korban kekerasan Boko Haram di Nigeria. Hampir seperempat juta anak di negara bagian Borno, Nigeria menderita malnutrisi akut.
Foto: Reuters/Afolabi Sotunde
Anak-anak menjadi korban kekerasan Boko Haram di Nigeria. Hampir seperempat juta anak di negara bagian Borno, Nigeria menderita malnutrisi akut.

REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Kelompok gerilyawan Boko Haram telah membuat lebih dari 20.000 anak tanpa pendamping dan terpisah dari keluarga mereka di wilayah bergolak di bagian timur-laut Nigeria, kata Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), Sabtu (16/9).

Ketika berbicara dalam pertemuan puncak dua-hari mengenai Sexual and Gender Based Violence di Yola, Ibu Kota negara Bagian Adamawa, Wakil Utusan UNHCR untuk Nigeria dan ECOWAS Bridgette Mukanga-Eno mengatakan lebih dari 8.000 anak diperkirakan telah direkrut dan digunakan oleh Boko Haram dalam pertempuran dan menjadi pendukung.

Pejabat PBB tersebut mengatakan dalam pertemuan itu bahwa lebih dari 7.000 perempuan dan anak perempuan telah menjadi sasaran Boko Haram berkaitan dengan kekerasan seksual, termasuk perkawinan paksa. Menurut wanita pejabat tersebut, perempuan dan anak perempuan yang dibebaskan dari penyanderaan Boko Haram --seringkali membawa bayi yang dilahirkan saat mereka dalam tahanan-- menghadapi risiko yang sesungguhnya bukan hanya penolakan dan pengecapan secara negatif tapi juga kekerasan di sebagian masyarakat.

Mukanga-Eno mengatakan kepada peserta pertemuan bahwa laporan mengenai kekerasan berdasarkan gender (SGBV) di lokasi kamp dan masyarakat penampung sangat mengkhawatirkan, demikian laporan mengenai pelecehan dan eksploitasi seksual, termasuk oleh lelaki yang berseragam.

Selain masalah hak asai manusia, orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri kekurangan akses ke layanan hukum dasar untuk membantu mereka dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari, ia menambahkan. "Peristiwa yang paling sering terjadi buat orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka ialah kehilangan dokumentasi sipil; perlu mendaftarkan kelahiran dan kematian; masalah warisan dan wasiat yang perlu diselesaikan; sengketa keluarga dan perkawinan yang memerlukan perwalian; dan yang tak terelakkan, dugaan kejahatan dalam kasus yang tak berkaitan dengan perlawanan memerlukan perwakilan hukum," kata wanita pejabat tersebut.

Boko Haram telah menculik ribuan, seringkali memperkosa mereka, memaksa mereka menjadi pembom bunuh diri, membantu gerilyawan dalam konflik mereka atau kawin dengan gerilyawan, kata Dana Anak PBB (UNICEF).

Boko Haram telah membunuh lebih dari 20.000 orang dan membuat 2,3 juta orang menjadi pengungsi dalam berbagai serangannya sejak 2009.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement