Ahad 17 Sep 2017 16:02 WIB

Masyarakat Jangan Beraktivitas 3 Km dari Kawah Gunung Agung

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
Petugas dan warga memantau aktifitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (15/9).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Petugas dan warga memantau aktifitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas 3 kilometer dari kawah Gunung Api Agung di Karangasem, Bali.

KepalaPusat Data Informasi dan Humas BNPB SutopoPurwo Nugroho mengatakan, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Geologi,Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Api Agung periode pengamatan Sabtu (16/9) kemarin, kegempaan Gunung Agung yaitu vulkanik dangkal dengan jumlah dua, amplitudo 2-5 mm, durasi 9-11 detik. Sedangkan vulkanik dalam dengan jumlah 13, amplitudo 3-7 mm, S-P : 1.2-2 detik, durasi 12-38 detik.

"Rekomendasinya masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki atau pengunjung atau wisatawan agar tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 3 kilometer dari kawah puncak atau pada elevasi di atas 1.500 m dari permukaan laut," katanya kepada Republika, Ahad (17/9).

Kesimpulannya, kata dia, tingkat aktivitas Gunung Agung Level II Waspada. Sebelumnya Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak masyarakat setempat agar tidak panik menyikapi status aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem yang meningkat dari level I (Normal) menjadi level II (Waspada).

"Mudah-mudahan tidak meningkat lagi, kita semua berdoa supaya tidak meningkat lagi karena merupakan gunung tertinggi di Bali," kata Pastika, di Denpasar, Jumat (15/9).

Meskipun erupsi gunung merupakan hal yang alamiah bisa terjadi, apalagi Bali masuk dalam Ring of Fire (Cincin Api), dia sangat berharap jangan sampai daerahnya sekarang terkena giliran terjadi gunung meletus.

"Kita semua berdoa, karena gunung-gunung sekitar kita sudah meletus, mulai dari Sinabung, Raung yang terakhir, Merapi, di Lombok juga kena. Kita kan kelewatan nih selama ini. Kalau boleh, kita jangan sampai sekarang kena gilirannya," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement