Ahad 17 Sep 2017 18:05 WIB

Aksi Lembaga Kemanusiaan Beri Contoh Bela Produk Lokal

CEO Rumah Zakat Nur Efendi (kanan) bersama Relawan Inspirasi Rumah Zakat memperlihatkan kemasan “Superqurban” beberapa waktu lalu .
Foto: Republika/Darmawan
CEO Rumah Zakat Nur Efendi (kanan) bersama Relawan Inspirasi Rumah Zakat memperlihatkan kemasan “Superqurban” beberapa waktu lalu .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi lembaga kemanusiaan di berbagai lokasi bencana dan di daerah konflik mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah penggagas aksi Gerakan Beli Indonesia, Heppy Trenggono dan Ketua Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Menurut Heppy Trenggono, aksi dari kemanusiaan itu jelas menumbuhkan spirit pembelaan terhadap produk-produk Indonesia. Menurutnya  aksi ini jelas bisa menjadi trigger bagi lembaga lain untuk melakukan hal serupa. Lebih dari itu, aksi tersebut

"Aksi aksi kemanusiaan yang membawa semangat  penggunaan produk dalam negeri harus kita lihat sebagai tanda tanda kebangkitan karakter umat, tanda tanda kebangkitan bangsa Indonesia," ujar Heppy Trenggono hanya kepada Republika.co.id Ahad (17/9).

Sebut saja, salah satu produk daging yang dikemas Rumah Zakat menjadi kornet dan rendang. Kornet dan rendang selanjutya dikirim tak hanya di lokasi bencana yang ada di Tanah Air, melainkan juga disebar ke berbagai wilayah konflik di berbagai negara, semisal di Suriah maupun Rohingya. Banyaknya komoditas yang disalurkan itu selain meningkatkan produksi ternak lokal juga mempromosikan produk asal Tanah Air ke mancanegara.

Bantuan beras untuk Rohingya. Foto: dok ACT

 

Belum lama ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) melakukan hal serupa dengan komoditas yang tentunya berbeda. Selama beberapa pekan ini para petani di Kecamatan Cepu mendapatkan amanah spesial untuk menyiapkan beras-beras terbaik. ACT menyiapkan tak kurang dari 2.000 ton beras secara bertahap, lalu dikemas dan dikirim sesegera mungkin menuju Bangladesh, titik utama pengungsian Rohingya terbesar.

Dari Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) milik ACT di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ribuan ton beras disiapkan dengan waktu yang luar biasa singkat. Panen disegerakan, beras diolah, dan dibersihkan di mesin-mesin penggiling beras raksasa di dalam LPM

 

Pernyataan senada juga disampaikan Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak. Bagi Dahnil, pada dasarnya, lembaga filantrophy mampu memotong jalur distribusi yang selama ini menjadi permainan mafia-mafia pangan. Ini aksi nyata sekaligus menjadi masukan bagi bagi pemerintah. Di Yogyakarta PW Pemuda Muhammadiyah Yogyakarta juga membeli langsung dari petani dan mampu memotong distribusi yang merugikan petani," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement