REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Rais Aam Nahdlatul Ulama (NU) KH Ma'ruf Amin menyatakan, kader NU harus menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan selalu menunjukan tentang Islam yang toleran. "Kita harus menjaga negara dari kelompok-kelompok, paham-paham radikal yang ingin mengganti negara ini," kata Ma'aruf saat kegiatan Halaqah Kebangsaan yang digelar di Pondok Pesantren As-Sa'adah, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Ahad (17/9).
Dikatakan Ma'ruf, kader NU memiliki tanggung jawab dalam menjaga negara Indonesia, karena melihat dari sejarah bahwa ulama dan santri merupakan bagian dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. "Negara dan bangsa ini hasil perjuangan para ulama, dulu belum ada tentara, polisi, belum ada gerakan, yang bergerak itu ulama," katanya.
Berdasarkan fatwa, kata dia, bahwa membela negara dan mengusir penjajah Belanda pada masa itu hukumnya 'fardu ain' atau wajib dilakukan oleh semua umat Islam. "Seluruh santri untuk berjuang membela negara," katanya.
Ia mengungkapkan, jika negara Indonesia diganti, maka akan kembali seperti semula sebelum kemerdekaan Indonesia. Jika perselisihan terus terjadi pada bangsa Indonesia, kata dia, maka negara Indonesia tidak akan selesai untuk menuju bangsa yang lebih baik. "Kalau negara ini diganti seperti sebelum 45, negara ini tidak akan selesai," katanya.
Karena itu, Ma'ruf mengajak, seluruh elemen masyarakat khususnya umat NU untuk selalu melakukan tindakan yang baik dalam upaya membangun Indonesia. "Sekarang mari kita isi dengan cara-cara yang baik, dengan cara Islam yang membawa kemaslahatan," katanya.
Ia menambahkan, NU sebagai organisasi harus mampu menjadi rumah bagi seluruh jamaah NU kultural yang belum masuk ke dalam NU secara struktural. "Peran ulama itu banyak, himaayatul ummah (memelihara umat) sekaligus himaayatud diin (memelihara agama). Dua hal ini harus seiring sejalan, umat jangan sampai dibawa ke dalam paham radikal. Kiai NU harus berada di garda terdepan untuk menjaganya," katanya.