REPUBLIKA.CO.ID, PAMENGKASAN -- Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pamekasan, Jawa Timur Nurul Wiastutik menjelaskan keputusan petani yang kini langsung menjual produksinya, berdampak menipisnya stok garam. Tercatat saat ini stok garam di kawasan tersebut hanya 18 ton.
"Stok garam menipis, karena petani langsung menjual produksi garam mereka," katanya di Pamekasan, Ahad (17/9).
Nurul menjelaskan terungkap stok garam pada musim produksi itu setelah pihaknya melakukan pendataan produksi garam pada musim garam kali ini. Ia menjelaskan saat ini total produksi garam di Pamekasan, Madura mencapai 5.810,50 ton.
Jumlah produksi garam itu berdasarkan hasil produksi garam dengan pola produksi geoisolator dan produksi garam tradisional.
Produksi garam dengan teknologi geoisolator mencapai 3.668,50 ton dan produksi garam tradisional sebanyak 2.142,00 ton.
"Dari total produksi sebanyak 5.810,50 ton ini, garam yang telah terjual sebanyak 5.792,50," kata Nurul.
Sementara itu, total luas areal tambak garam pada musim produksi garam saat ini mencapai 913,5 hektare tersebar pada tiga kecamatan di Kabupaten Pamekasan. Masing-masing di Kecamatan Pademawu seluas 446,0 hektare, di Kecamatan Galis seluas 457,9 hektare dan di Kecamatan Tlanakan seluas 213,5 hektare.
Kelompok usaha garam yang menggarap lahan garam kali ini sebanyak 170 kelompok dengan harga jual garam Rp 1 juta hingga Rp 1,4 juta per ton. Kepala DKP Nurul Widiastutik menjelaskan stok garam lokal Pamekasan sebanyak 18 ton tersebar di Kecamatan Pademawu sebanyak 10 ton dan di Kecamatan Galis sebanyak 8 ton.