REPUBLIKA.CO.ID, MARAWI -- Militer Filipina mengatakan, mereka telah merebut pusat komando pendukung kelompok Islamic State (IS) yang menguasai Kota Marawi selama hampir empat bulan. Pasukan keamanan terlibat dalam pertempuran jalanan yang sengit dan melancarkan serangan udara untuk mengusir militan IS dari Kota Marawi.
Ada kekhawatiran IS ingin mendirikan pusat IS di Asia Tenggara di Filipina. Militer mengatakan, mereka telah merebut pusat kendali militan IS dalam sebuah pertempuran mematikan yang dimulai pada hari Sabtu di sebuah masjid dan sebuah bangunan lainnya. "Keuntungan besar militer ini adalah melemahkan kelompok teroris dengan cara menjauhkan mereka dari pusat komando dan kendali sebelumnya," kata Kepala Militer Jenderal Eduardo Ano seperti dilansir Channel News Asia, Senin (18/9). "Operasi pembersihan terus berlanjut, kami mengharapkan musuh untuk memperlihatkan posisi yang sebelumnya mereka duduki. Kami siap bertarung untuk itu," ujar Ano.
Wakil komandan gugus tugas yang memerangi militan, Kolonel Romeo Brawner mengatakan, militer telah menghadapi beberapa perlawanan terberat dalam memulihkan masjid tersebut. "Direbutnya pusat komando merupakan pertanda pertempuran berkepanjangan dengan kelompok militan Maute, yang pemimpinnya telah bersumpah kepada IS, mungkin mendekati akhir," katanya. Brawner yakin pertempuran hampir berakhir sebab wilayah teroris Maute berkuasa makin menyusut. "Kami melihat bahwa perlawanan mereka melemah."