REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rasulullah menegaskan dalam salah satu haditsnya, “Sikap hati-hati itu datangnya dari Allah dan sikap tergesa-gesa itu datangnya dari setan.” (HR. Baihaqi)
Sikap mu’min dalam melakukan aktivitas kehidupan selalu berpegang teguh pada prinsip “… apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.” (QS Ali Imran: 159).
“Maksud ayat ini adalah hendaknya kita senantiasa berhati-hati kemudian baru bertawakal kepada Allah Azza wa Jalla,” kata Ustaz Taufiqrrohman SQ saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/9).
Pengajian rutin tersebut mengupas kitab Mukhtar al-Hadits an-Nabawiyah wal Hikam al Muhammadiyyah karangan Syaid Ahmad Hasyimi Beik. Da’i yang dikenal sebagai Ustaz Pantun itu mengemukakan, dalam menghadapi kehidupan terkadang banyak di antara manusia digalaukan dengan berbagai macam urusan dan masalah.
“Padahal bila kita mau perhatikan surat anti galau yang Allah turunkan kepada Rasulullah SAW yaitu surat Al Insyirah [94] telah memberikan bimbingan bahwa masalah yang Allah berikan hanya satu sedangkan cara manusia menangani masalah itu amatlah banyak,” ujar Ustaz Taufiqurrohman.
Hal ini dapat dilihat dari kata “kesulitan” (al ‘usri) yang diulang dua kali selalu diawali dengan “Al Ma’rifah atau isim ma’rifah” artinya kesulitan itu cuma satu tetapi ketika kata” kemudahan” (yusron) Allah jelaskan dengan “Isim Nakirah” artinya umum jadi kesimpulannya banyak cara untuk keluar dari kesulitan yang Allah ujikan kepada para hamba-Nya.
Kembali pada materi hadits di atas, umat Islam dianjurkan untuk berhati-hati dalam setiap kegiatan dan jangan tergesa-gesa. Namun, ada empat hal yang boleh disegerakan sesuai tuntanan Rasulullah SAW.
“Pertama, shalat apabila telah mendengar seruan adzan. Kedua, mengebumikan jenazah. Ketiga, menikahkan anak gadis yang sudah siap dinikahkan. Keempat, membayar utang apabila sudah ada uangnya,” papar Ustaz Taufiqurrohman.